# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Rabu, 04 November 2020

Asal Muasal WhatsApp yang Penuh Drama

WhatsApp adalah ciptaan dua sahabat, Brian Acton dan Jan Koum. Mereka cukup susah payah dalam membesarkannya. 

Hingga keluar dari Facebook pun banyak drama yang tercipta.

Tak berlebihan jika mengatakan saat ini, WhatsApp adalah layanan messaging yang fenomenal. 

Lahir tahun 2009, laju WhatsApp sukar dihentikan hingga jumlah pemakainya milaran orang. 

Rasanya hampir semua pengguna smartphone saat ini menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi. Tapi, WhatsApp diciptakan penuh perjuangan.

Dihimpun dari berbagai sumber, Koum yang saat ini berusia 44 tahun, lahir dan dibesarkan di sebuah desa di Ukraina, sebuah negara di Eropa Timur. 

Ayahnya seorang manajer konstruksi dan ibunya tidak bekerja alias ibu rumah tangga.

Tahun 1990 ketika Koum berusia 14 tahun, sang calon pendiri WhatsApp dan sang ibu berimigrasi ke Mountain View, Amerika Serikat. 

Langkah ini dipandang paling aman karena gejolak politik dan gerakan anti Yahudi makin besar di Ukraina. Ayahnya berencana menyusul, namun keburu meninggal dunia tahun 1997.

Di AS, Koum dan ibu hidup kekurangan. Ibunya bekerja sebagai pengasuh bayi dan Koum kadang menyapu toko untuk mendapat upah. 

Bahkan mereka hidup dengan makanan subsidi dan tinggal di apartemen yang juga dibiayai pemerintah. 

Cobaan kembali datang setelah ibu Koum didiagnosa kanker dan meninggal dunia di tahun 2000.

Meski bandel, Koum adalah bocah yang pintar. Saat baru berusia 18 tahun, dia sudah berinisiatif untuk belajar networking komputer secara otodidak. 

Tak hanya itu, dia juga bergabung dengan klub hacker berjuluk w00w00.

Setelah lulus SMA, Koum diterima di San Jose State University. Sambil kuliah, dia bekerja sambilan di beberapa tempat. 

Suatu hari tahun 1997, dia bertemu dengan Brian Acton yang kala itu pegawai Yahoo dan berteman akrab. 

Koum melamar ke Yahoo dan diterima sebagai teknisi infrastruktur. Inilah awal persahabatan yang akan melahirkan WhatsApp.

 

Menciptakan WhatsApp

 

Beberapa waktu kemudian, keduanya memutuskan resign dari Yahoo dan liburan sejenak, lalu coba mendaftar ke Facebook tapi tidak diterima. 

Jadi pengangguran, Koum dan Acton hidup dengan uang pesangon sembari mencari peluang. 

Nah Januari 2009, Koum membeli iPhone dan menyadari peluang besar bisnis aplikasi melalui App Store.

Koum mematangkan ide aplikasi yang ia namai WhatsApp. Di 24 Februari 2009, ia mendirikan WhatsApp Inc meski aplikasinya belum jadi. 

Setelah jadi, aplikasinya kerap bermasalah dan hanya sedikit yang mau memakai. Ya, rilis pertama WhatsApp di Mei 2009 tak sesuai ekspektasi. 

Terlebih, WhatsApp belum sepenuhnya layanan pesan, hanya aplikasi untuk membuat status.

Koum terus berpikir mengembangkan WhatsApp. 

Akhirnya dia punya ide menjadikan WhatsApp sebagai aplikasi messenger yang menggunakan kontak di ponsel sebagai jejaring serta nomor HP untuk login. 

"Mampu menjangkau setiap orang di belahan dunia lain secara instan, di perangkat yang selalu bersama Anda, waktu itu itu adalah sesuatu yang hebat," kata Koum.

Halangan kembali datang karena setelah bereksperimen memakai WhatsApp harus berbayar, jumlah download menurun. "Kami tumbuh cepat ketika gratis, 10 ribu download per hari. 

Dan ketika kami memberlakukan pembayaran, mulai menurun sampai hanya seribu per hari," kisah Acton.

Akhirnya diputuskan user cukup membayar sekali dalam setahun. 

Fitur baru pun ditambahkan pada akhir 2009 yaitu kemampuan mengirim pesan gambar, yang membuat WhatsApp mulai menarik perhatian. 

WhatsApp versi 2.0 kemudian cukup meledak dan digunakan 250 ribu user aktif.

Walau awalnya kurang mulus, WhatsApp lalu lepas landas dan jadi sangat populer. 

Para pemodal berebut ingin mewawancarai Koum dan Acton untuk kemungkinan pemberian modal. 

Pada akhirnya, WhatsApp diakuisisi Facebook pada tahun 2014 senilai USD 19 miliar.

 

Pecah kongsi dengan Mark Zuckerberg

 

Acton dan Koum pun kaya raya dan sempat beberapa tahun gabung di Facebook untuk memimpin WhatsApp. 

Karena perbedaan visi dengan Mark Zuckerberg, keduanya memutuskan resign dengan drama yang cukup menghebohkan.

Acton yang pertama resign pada akhir 2017, menyusul kemudian Koum pada pertengahan 2018. 

Dia rupanya menyesal karena merasa mengorbankan privasi user dan membiarkan WhatsApp terancam dirasuki iklan, setelah Facebook membelinya. 

Baik Acton maupun Koum memang anti iklan.

Facebook tentu ingin investasinya yang sangat besar pada WhatsApp bisa kembali. 

Maka beragam cara monetisasi pun dilakukan oleh jejaring sosial terbesar di dunia itu, termasuk dengan iklan. 

"Pada akhirnya, aku menjual perusahaanku. Aku menjual privasi user. Aku membuat pilihan dan berkompromi. Dan hal itu selalu mengusikku setiap hari," sebut Acton.

Acton bahkan sempat terang-terangan mengatakan seruan untuk 'memboikot' jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu saat geger skandal Cambridge Analytica. 

"Sudah saatnya," tulisnya singkat, dengan disertai tagar #deletefacebook.

Adapun Koum lebih kalem di mana alasan kenapa dia resign tidak ia katakan dengan jelas, namun kuat dugaan tidak jauh beda dari alasan Acton. 

Acton kemudian gabung sebagai investor dan pendiri Sinal, pesaing WhatsApp yang dianggap aman, bahkan mengucurkan dana ke layanan itu.

Dari kesuksesan WhatsApp, Koum dan Acton sudah kaya raya. Kekayaan Koum menurut Forbes di kisaran USD 10 miliar. 

Ia punya banyak rumah mewah dan pacar cantik jelita. Adapun harta Acton di kisaran USD 2,5 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense