# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Selasa, 18 Februari 2014

Sejarah Hari Ini (17 Februari): Selamat Ulang Tahun Giuseppe Signori!

Tepat hari ini, eks peraih capocannonieri tiga kali ini merayakan ulang tahunnya yang ke-46.

Buon compleanno, Beppe!

Para pecinta Serie A Italia, apalagi penggemar Lazio dan Bologna, pasti mengenal mantan striker yang sedang merayakan hari jadinya ini. Ya, pada 17 Februari 1968, lahirlah Giuseppe "Beppe" Signori yang kelak menjadi salah satu penyerang tersubur di negerinya namun juga ditakdirkan hampir tak pernah meraihsilverware sepanjang karier profesionalnya.

Dibuang Inter

Lahir di Bergamo yang tak jauh dari kota Milan, Signori kecil mulai masuk ke akademi Internazionale. Sayang, di usia 16 tahun, ia dilepas setelah diberitahu oleh klub bahwa postur tubuhnya terlalu kecil untuk menjadi pesepakbola profesional. Ia lalu ke kembali ke kampung halamannya dan bermain bersama Leffe dan kariernya terus menanjak ketika membela Piacenza yang diselingi dengan peminjaman di Trento. 

Di awal kariernya ini, ia kerap diposisikan sebagai winger kiri ketika umpan-umpan silangnya menjadi lebih digunakan oleh klub. Kariernya semakin menanjak ketika ia menjadi bagian dalam periode kesuksesan Foggia di bawah asuhan Zdenek Zeman yang sanggup mengantar timnya promosi ke Serie A di tahun 1991. "

Signori bersama Francesco Baiano dan Roberto Rambaudi dalam formasi paten 4-3-3 milik Zeman, menjelma menjadi salah satu trio mematikan di Serie A. Semusim di Serie A mengantarkan Foggia ke peringkat sembilan klasemen dan membuat Lazio kepincut untuk menggaetnya. 

Pujaan Lazio dan Bologna

Di klub ibu kota itulah Signori mengalami masa jayanya. Signori yang sudah diposisikan sebagai striker, menjadi capocannonieri alias pencetak gol terbanyak liga sebanyak tiga kali, yakni di dua musim perdananya dan di 1996 (bersama dengan Igor Protti). Meski demikian, ia gagal membawa Lazio meraih scudettoataupun Coppa Italia. 

Di dalam periode ini, ia juga berkontribusi dalam membantu timnas Italia di Piala Dunia 1994. Meski ia tampil enam kali di turnamen di Amerika Serikat itu, ia tidak tampil di partai final melawan Brasil dan Azzurriharus puas meraih runner-up. Setahun berselang ia memutuskan pensiun di dunia internasional di usianya yang masih 27 tahun dan memilih fokus ke level klub. Memang, Signori kurang bersinar bersama Azzurrikarena perbedaan pendapat dengan pelatih Arrigo Sacchi yang lebih suka memainkannya sebagai gelandang. 


Karier Signori di level internasional kurang sukses, hanya bertahan tiga tahun.

Kariernya bersama Biancocelesti kemudian merosot sejak kedatangan Sven-Goran Eriksson. Pelatih asal Swedia ini mulai jarang memainkannya setelah kedatangan Roberto Mancini dan akhirnya ia dipinjamkan di Sampdoria pada bursa transfer Januari 1998. Akibat tidak betah dan cedera, di akhir musim Signori lalu hijrah ke Bologna dan tampil sebagai pengganti Roberto Baggio yang hengkang ke Inter. 

"Sempurna, karena membuat saya bisa bermain dengan tenang, tanpa tekanan," demikian Signori menggambarkan Bologna. Dan memang demikian. Di Renato Dall'Ara ia berhasil kembali mengumpulkan nyawanya, sukses tampil konsisten, dan bahkan menjadi simbol klub selama enam tahun bersama Rossoblu.Setahun setelah Signori memutuskan hengkang, Bologna mengalami degradasi ke Serie B. 

Mendekati akhir karier, ia memutuskan untuk berkelana ke luar Italia dan bergabung dengan Iraklis Thessaloniki (Yunani) dan MFC Sopron (Hungaria). Di usia 38 tahun atau tepatnya pada tahun 2006, ia akhirnya memutuskan gantung sepatu.

188 gol

Selama kariernya, Signori tercatat sanggup mencetak 188 gol di Serie A, membuatnya sebagai pemain dengan koleksi terbanyak kedelapan sepanjang sejarah liga. Ia juga dikenal suka mengenakan sepatu yang berukuran lebih kecil dari ukuran kaki sebenarnya, yang ia klaim mampu meningkatkan sentuhan bermain dan akurasi bola. 

Meski kariernya bisa dibilang cukup gemilang, Signori ternyata hanya sedikit merasakan gelar juara. Tepatnya ketika di musim pertamanya membela Bologna ketika menjuarai Piala Intertoto 1998 dengan mengalahkan wakil Polandia Ruch Chorzow di final dengan skor agregat 3-0 di mana Signori mencetak satu gol di leg kedua. Trofi lainnya adalah Coppa Italia 1997/98 bersama Lazio, sayang ketika itu Signori berada dalam masa peminjaman di Sampdoria. 
Akibat kasus judi yang terungkap pada 2011, Signori diskors tak boleh terlibat dalam dunia sepakbola selama lima tahun. 


Pascapensiun dan skandal

Signori lalu melanjutkan kehidupannya dengan sebagai pandit Serie A di RAI Radio 1 dan juga menjadi direktur sepakbola Ternana Calcio selama satu tahun. Ia juga berambisi untuk menjadi seorang pelatih dan saat ini mengikuti sekolah kepelatihan di Florence.

Sayang, Signori terlibat dalam kasus pengaturan skor lewat bandar judi pada tahun 2011. Pada 1 Juni, ia ditangkap bersama eks pemain lain seperti Stefano Betterini dan Mauro Bressan. Dua bulan berselang, ia diputus bersalah dan dihukum selama lima tahun tak boleh berkecimpung di dunia sepakbola akibat skandal yang populer disebut Scommessopoli itu. 

Dwigol vs. Indonesia

Pada 1995 silam, Signori sempat turut serta ke Jakarta saat Lazio melakukan pertandingan persahabatan melawan Super Bintang Liga Indonesia (tim gabungan para pemain Liga Indonesia). Di laga itu, Lazio menang telak 6-2 dengan Signori mencetak dua gol, salah satunya tercipta lewat titik putih yang dilakukan dengan ancang-ancang  satu langkah.



GIUSEPPE SIGNORI

Nama lengkapGiuseppe "Beppe" Signori

Tempat, tanggal lahir:
 Alanzo Lombardo, Bergamo, Italia, 17 Februari 1968
Koleksi Gelar

Lazio:
    Topskor Serie A Italia (3):
1992/93, 1993/94, 1995/96

Topskor Coppa Italia (2)
1992/93, 1997/98


Bologna:
Piala Intertoto 1998


Timnas Italia
   Piala Dunia: 1994 (runner-up)

Karier pemain:
1984–1986:  Leffe
1986–1989:  Piacenza
1987–1988:  Trento (pinjam)
1989–1992:  Foggia
1992–1997:  Lazio
1998–1998:  Sampdoria (pinjam)
1998–2004:  Bologna
2004–2005:  Iraklis
2005–2006:  Sopron

Karier timnas:1992–1995:  Italia

Total Penampilan (Gol) 


38 penampilan (8 gol)
46 (6)
31 (3)
100(46)
152 (117)
17 (7)
142 (70)
5 (0)
10 (3)


28 (7)

569 (267)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense