# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Sabtu, 22 Maret 2014

Kemenangan Bersejarah Barcelona Di Santiago Bernabeu

Santiago Bernabeu beberapa kali menjadi saksi superioritas Barcelona, hingga menuntun mereka ke tangga juara.

Duel besar yang mempertemukan dua penguasa La Liga kembali tersaji. Setelah Barcelona menang 2-0 di Camp Nou pada laga klasik jilid pertama musim ini, giliran Real Madrid gantian menjamu tim Gerardo Martino di Santiago Bernabeu, Senin dini hari WIB. 

Grafik Los Blancos terus menanjak setelah kekalahan di El Clasico Oktober lalu, sementara sebaliknya Barca mulai terseok-seok. Problem cedera yang menghampiri Lionel Messi diyakini menjadi penyebab menurunnya penampilan Blaugrana, sampai puncaknya saat mereka menelan dua kekalahan tandang beruntun dari Real Sociedad (2-1) dan Real Valladolid (1-0) yang memaksa turun peringkat hingga ke urutan tiga, defisit empat angka dari Si Putih yang nyaman menguasai klasemen. 

Sowan ke Santiago Bernabeu, Barca wajib menang. Bukan hanya untuk memupuk kepercayaan diri, tapi juga menjaga peluang mempertahankan gelar. Sulit memang, tapi itu bukan hal mustahil karena dalam sepuluh duel di markas Los Blancos di semua kompetisi, Barcelona hanya dua kali menelan kekalahan. 

Menjadi penguasa di tengah angkernya Santiago Bernabeu bukan hal baru bagi Barca. Mereka pernah mencatat kemenangan spektakuler 6-2 di hadapan puluhan ribu pendukung setia Madrid lima tahun lalu. Stadion megah yang dibuka pada 14 Desember 1947 ini juga beberapa kali menjadi saksi superioritas Barca, yang menuntun mereka ke raihan gelar La Liga.  

Selain kemenangan bersejarah di era Pep Guardiola tersebut, masih ada beberapa laga di Bernabeu yang berakhir manis untuk tim tamu. Berikut beberapa kemenangan bersejarah Barca di Bernabeu yang berujung trofi tertinggi di sepakbola Spanyol. 

Jornada 31 musim 2009/10 - 10 April 2010 | 0-2

Barca dan Madrid datang ke pertandingan ini dengan mengantongi poin identik, 31. Persaingan titel kian sengit dan sorotan publik tertuju pada duel antara Messi dan Cristiano Ronaldo, dua pemain terbaik dunia saat ini. Tapi, tim Guardiola membuktikan diri mereka berada di atas rival abadi. Gaya tiki-taka Barca mampu membendung serangan Los Blancos, dengan gol dari Messi dan Pedro Rodriguez tidak hanya memenangkan Barca di pertandingan, tapi juga memuluskan langkah Blaugrana menyabet gelar. 

Susunan pemain
Madrid: Casillas, Sergio Ramos, Albiol, Garay, Arbeloa, Gago, Xabi Alonso, Marcelo (Guti, min. 57), Van der Vaart (Raúl. min. 69), Cristiano Ronaldo, Higuaín (Benzema, min. 79).

Pelatih: Manuel Pellegrini



FC Barcelona: Valdés, Puyol, Piqué, Milito (Márquez, min. 79), Maxwell (Iniesta, min. 63), Sergio Busquets, Xavi, Keita, Alves, Messi, Pedro.
Pelatih: Josep Guardiola

Wasit: Mejuto González
Gol: Messi ('32), Pedro ('56) 

Jornada 34 musim 2008/09 - 2 Mei 2009 | 2-6

Mungkin ini menjadi malam yang paling indah di Bernabeu. Bagaimana tidak, The Catalans sukses mempermalukan tuan rumah dengan skor telak 6-2 di musim pertama Guardiola sebagai entrenador. Kemenangan ini juga masuk dalam sejarah sepakbola Spanyol sebagai salah satu kemenangan paling meyakinkan di El Clasico. Superioritas Barca atas Madrid mengundang kekaguman, di mana mereka menerapkan permainan indah dan tetap tenang meski dalan kondisi tertinggal lebih dulu oleh gol Gonzalo Higuain di menit 13. Selain membawa pulang dengan skor meyakinkan, momen terindah di laga ini adalah ketika Carles Puyol mencium ban kaptennya setelah mencetak gol kedua Barca. Kemenangan di Bernabeu mengantar mereka mencatat sejarah menjadi tim pertama La Liga yang mampu menyabet treble winners: La Liga, Copa del Rey dan Liga Champions. 

Susunan pemain
Madrid: Casillas, Sergio Ramos (Van der Vaart, min. 71), Cannavaro, Metzelder, Heinze, Lass, Gago, Marcelo (Huntelaar, min. 58), Robben (Javi García, min. 78), Raúl, Higuaín.
Pelatih: Juande Ramos

FC Barcelona: Valdés, Alves, Piqué, Puyol, Abidal, Touré (Sergio Busquets, min. 85), Xavi, Iniesta (Bojan, min. 85), Messi, Eto'o, Henry (Keita, min. 60).
Pelatih: Josep Guardiola

Wasit: Undiano Mallenco
Gol: Higuaín ('13), Henry ('17), Puyol ('19), Messi ('35), Sergio Ramos ('55), Henry ('57), Messi ('74), Piqué (82') 

Jornada 12 musim 2005/06 - 19 November 2005 | 0-3 


Status boleh rival, dan memberikan aplaus kepada pemain lawan tidak begitu sering terjadi apalagi jika sudah melibatkan Barca dan Madrid. Tapi, inilah yang terjadi setelah Ronaldinho mencetak gol ke gawang Casillas di Bernabeu. Publik rupanya terkesima dengan aksi solo yang dilakukan bintang asal Brasil tersebut. Barca memang tampil luar biasa ketika itu, bersama Ronaldinho, Samuel Eto’o dan Messi sementara Madrid terlihat seperti bukan pemilik rumah sendiri. Itu bisa dilihat dari tendangan ke arah gawang Madrid baru tercipta di menit 76. Blaugrana pun berhak mengawinkan gelar La Liga dan Liga Champions di akhir musim. 

Susunan pemain
Madrid: Casillas, Salgado, Sergio Ramos, Helguera, Roberto Carlos, Beckham, Pablo García (Baptista, min. 67), Zidane, Raúl (Guti, min. 58), Robinho, Ronaldo.
Pelatih: Vanderlei Luxemburgo

FC Barcelona: Valdés, Van Bronckhorst, Puyol, Oleguer, Márquez, Edmílson, Messi (Iniesta, min. 70), Xavi, Deco, Eto'o, Ronaldinho.
Pelatih: Frank Rijkaard

Wasit: Iturralde González
Gol: Eto'o ('15), Ronaldinho ('59, '78)

Jornada 9 musim 1997/98 - 1 November 1997 | 2-3

Saat permainan tim mendapat kritikan di awal musim 1997/98, Barca menunjukkan superioritasnya melalui perjuangan berat di Bernabeu. Azulgrana mampu meladeni permainan menyerang yang diperagakan Madrid. Barca unggul lebih dulu melalui gol Rivaldo saat laga berjalan lima menit dan Madrid memborbardir pertahanan tim tamu demi mencetak penyeimbang, namun kiper Barca Rud Hesp tampil gemilang dengan berkali-kali mementahkan peluang lawan. Raul Gonzalez akhirnya menyamakan kedudukan di awal babak kedua, meski kemenangan menjadi milik tim Louis van Gaal melalui gol Giovanni, setelah Luis Enrique dan Suker saling balas menjebol gawang lawan. Laga ini termasuk salah satu yang paling menarik dengan suporter kedua tim tetap di kursi mereka hingga wasit meniup peluit akhir. Barca menutup musim dengan memenangkan titel di sisa empat pertandingan. 

Susunan pemain
Madrid: Cañizares, Panucci (Jaime, min. 73), Sanchís, Hierro, Roberto Carlos, Seedorf, Redondo, Amavisca (Morientes, min. 81), Mijatovic, Raúl, Suker.
Pelatih: Juup Heynckes

FC Barcelona: Hesp, Ferrer, Couto, Reiziger, Sergi, Luis Enrique, De la Peña (Abelardo, min. 25), Figo, Rivaldo, Stòitxkov (Giovanni, min. 53), Òscar (Amor, min. 77).
Pelatih: Louis van Gaal

Wasit: Ansuategui Roca
Gol: Rivaldo ('5), Raul ('49), Luis Enrique ('50), Suker ('62), Giovanni ('79)

Jornada 1 musim 1984/85 - 2 September 1984 | 0-3 

Musim ini langsung diawali dengan duel sengit, karena El Clasico di Bernabeu digelar di pekan pertama. Tidak ada start lebih baik untuk tim Terry Venables yang langsung tancap gas karena mereka mengepak kemenangan 3-0 di ibu kota. Schuster, Caldere dan Archibald menjadi kunci kemenangan Blaugrana yang langsung menempati puncak La Liga sejak awal musim, posisi yang berhasil mereka pertahankan hingga kompetisi berakhir. Musim ini juga dihiasi dengan aksi nyeleneh jurnalis Catalan Joaquim Maria Puyal yang berteriak “Urruti te queiro!” (Urruti, I love you!) ketika Barca secara matematika memastikan gelar di Valladolid. 

Susunan pemain
Madrid: Miguel Ángel, Chendo, Bonet, Camacho, San José (Ángel, min. 44), Stielike, Michel, Gallego (Juanito, min. 66), Butragueño, Lozano, Pineda.
Pelatih: Amancio Amaro

FC Barcelona: Urruti, Sánchez, Migueli, Alexanko, Julio Alberto, Víctor, Schuster, Calderé, Rojo, Archibald, Carrasco.
Pelatih: Terry Venables

Wasit: Urízar Azpitarte.
Gol: Ángel ('46), Archibald ('85), Caldere ('90) 

Jornada 22 musim 1973/74 - 17 Februari 1974 | 0-5 

Setelah 14 tahun puasa gelar La Liga, Barcelona akhirnya menjadi kampiun di musim 1973/74. Barca, yang dibangun oleh pemain genius, Johan Cruyff, membawa trofi La Liga ke Camp Nou. Laga yang paling dikenal di musim tersebut adalah kemenangan fantastis atas Real Madrid di Bernabeu. Tim yang diarsiteki Marinus Michels berhasil mengacak-acak permainan Madrid dengan lima gol tanpa balas. Dominasi Barca yang begitu meyakinkan bahkan membuat surat kabar di Madrid membuat headline Madrid di tangan Barca. Mereka seperti boneka. Ini laga yang tidak akan pernah dilupakan fans Barca. 

Susunan pemain
Madrid: Garcia Remón, Morgado, Benito, Zoco, Rubiñán, Pirri, Netzer, Velázquez, Aguilar (Santillana, min. 46), Amancio, Macanás.
Pelatih: Luis Molowny

FC Barcelona: Mora, Rifé, Costas, De la Cruz, Torres, Juan Carlos, Rexach, Asensi, Cruyff, Sotil, Marcial (Tomé, min. 70).
Pelatih: Marinus Michels

Wasit: Orrantia
Gol: Asensi ('30, '53), Cruyff ('38), Juan Carlos ('63), Sotil ('69)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense