Dirancang oleh Harry Asada, professor mekanik dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), robot yang dilengkapi kamera ini bekerja di bawah air. Robot ini juga dapat menahan lingkungan reaktor radioaktif yang ekstrim. Nantinya, robot akan mengirimkan data secara real time sehingga berbagai kerusakan bisa diatasi lebih dini.
Hingga saat ini, petugas penjaga pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) masih menggunakan metode tidak langsung untuk memonitor kerusakan. Misalnya ketika memeriksa pipa yang terbakar atau bocor, petugas harus menggalinya dahulu. Cara ini memakan banyak biaya dan waktu.
Dikutip dari Electronic Weekly, pengawasan reaktor nuklir secara langsung menjadi hal yang kian penting, terutama setelah peristiwa meledaknya reaktor nuklir di PLTN Fukushima di Jepang menjadi sorotan dunia.
Negara-negara lain yang memiliki PLTN pun menyiapkan berbagai tindakan jaga-jaga seandainya PLTN mereka meledak. Asada sendiri berharap robot yang dikembangkannya bersama timnya ini bisa dimanfaatkan di PLTN Amerika Serikat (AS) yang kebanyakan sudah cukup tua.
"Kami punya 104 reaktor di negara ini. Sebanyak 52 di antaranya berusia 30 tahun lebih. Kami perlu sebuah solusi cepat untuk meyakinkan operasional reaktor-reaktor ini aman," kata Asada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar