"Kami mentransisi Newsweek, bukan mengucapkan selamat tinggal. Kami akan tetap berkomitmen terhadap Newsweek dan jurnalisme yang diwakilinya," ujar Editor in Chief Newsweek Tina Brown.
Keputusan ini akan meleburkan divisi cetak dengan online. Semua publikasi akan diterbitkan menjadi satu edisi digital yang disebut 'Newsweek Global'. Bersifat konten langganan, majalah online ini membidik pengguna smartphone, tablet, e-reader dan komputer.
Diakui Brown seperti dikutip dari Bloomberg, langkah ini menjadi momen yang sangat sulit bagi semua orang yang mencintai romansa ranah cetak.
Masih menurut dia, sayangnya akan ada PHK (penutusan hubungan kerja) dari keputusan ini. Pasalnya, Newsweek harus merampingkan operasional mereka baik di AS maupun di luar negeri.
Majalah terbesar kedua di AS ini dilaporkan terus mengalami kerugian. The New York Times melaporkan kerugian mencapai USD 40 juta per tahun. Sirkulasi majalah Newsweek pun dilaporkan anjlok 51 persen sejak 2007. Hijrahnya Newsweek ke online juga dilakukan guna memangkas biaya cetak yang terus menggerus keuntungan.
Brown juga melihat lebih banyak peluang beralih ke media online. Dia menyebutkan, pengguna tablet di AS kini diperkirakan mencapai 70 juta. Angka ini naik dari 13 juta pada dua tahun lalu.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar