# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Senin, 26 November 2012

Ini Alasan Nyamuk Tak Bisa Menembus Kabut Tebal

Hujan lebat sekalipun tak dapat menghalangi nyamuk terbang. Meski air hujan yang menimpa 50 kali lipat massa tubuhnya, nyamuk tetap tak terpengaruh. Tetapi, seperti pesawat terbang modern, nyamuk juga berhenti terbang ketika kabut tebal.

Peneliti dari Georgia Institute of Technology mempresentasikan temuan mereka dalam pertemuan Division of Fluid Dynamics, American Physical Society ke-65, 18-20 November di San Diego, Amerika Serikat.

“Pengaruh dampak air hujan dan kabut terhadap nyamuk amat berbeda,” kata Andrew Dickerson, peneliti Georgia Tech. “Dari sudut pandang nyamuk, kejatuhan air hujan seperti kita ditabrak mobil kecil. Partikel kabut, yang berbobot 20 juta kali lebih ringan daripada seekor nyamuk, hanya seperti ditabrak remah roti. Jadi kabut bagi nyamuk itu kira-kira sama seperti hujan bagi manusia.”

Ketika hujan lebat, rata-rata seekor nyamuk dihantam air hujan setiap 20 detik, tapi partikel kabut terus-menerus menyelubungi nyamuk saat dia terbang. Interaksi nyamuk dengan air hujan sangat singkat, tapi interaksi dengan partikel kabut terus berlangsung dan tak bisa dihindari begitu nyamuk berada dalam kabut tebal. Meski jumlahnya banyak, butiran air dalam kabut sangat kecil sehingga seharusnya tak mempengaruhi kemampuan nyamuk untuk terbang. 

Untuk memecahkan teka-teki ini, Dickerson dan rekannya, David Hu, menggunakan videografi kecepatan tinggi. Mereka mengamati penurunan frekuensi kepakan sayap nyamuk dalam kabut tebal. Daya yang dihasilkan cukup kuat untuk mengangkat tubuh nyamuk, tapi gagal mempertahankan posisi tegak yang dibutuhkan untuk terus terbang.

Hal itu terjadi karena dampak kabut terhadap mekanisme pengendali terbang utama nyamuk, yang disebut halteres. Struktur bulat kecil pada sayap belakang ini berukuran sebanding dengan droplet kabut dan mengepak 400 kali per menit, memukul ribuan tetes kabut setiap detik. 

Meski secara normal halteres anti-air, tumbukan berulang kali dengan partikel kabut 5 mikron (0,005 milimeter) dapat mengganggu kendali terbang nyamuk. “Halteres juga tak bisa mendeteksi posisi mereka dengan benar dan malfungsi, sama seperti wiper kaca mobil yang tak bisa berfungsi baik ketika hujan terlalu deras,” kata Dickerson. “Studi ini memperlihatkan bahwa, sama seperti pesawat terbang, serangga juga tidak bisa terbang ketika mereka tidak dapat mendeteksi sekelilingnya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense