Diperkirakan, nilai akuisisi Yahoo pada Summly senilai USD 30 juta atau di kisaran Rp 291 miliar. D'Aloisio pun mendadak kaya-raya.
Selain itu, dia juga direkrut menjadi pegawai Yahoo termuda. Tentu saja semua kesuksesan itu tidak datang dalam semalam.
D'Aloisio sudah bekerja keras sejak masa mudanya. Seperti apa memangnya sepak terjang remaja yang satu ini? Simak data berikut yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Apple Fan Boy Sejak Kecil
Kemudian, dia kembali ke Inggris dan tinggal di pemukiman elit di Wimbledon. Saat ini, Nick bersekolah di King's College, London.
Memang dia lahir di keluarga berada. Ayah Nick berprofesi sebagai pengusaha investasi dan ibunya seorang pengacara.
Nick sendiri sudah akrab dengan tetek bengek dunia komputer sejak usia belia. Pada usia 12 tahun, dia sudah bisa melakukan pemrograman.
Komputer pertamanya adalah MacBook Pro, di mana dia belajar iMovie, Final Cut Pro dan sebagainya karena ingin membuat video yang bagus. Orang tuanya sepenuhnya mendukungnya dan memberi fasilitas.
Di tahun 2007 ketika usianya 12 tahun, dia dibelikan iPhone. Nick pun semakin tertarik terhadap teknologi dan aplikasi perangkat mobile.
2. Coba-coba Bikin Aplikasi iPhone
Dia mendownload iPhone development kit dan mendesain software pertamanya, yaitu aplikasi musik bernama SongStumblr. Berlanjut aplikasi keduanya yang bernama FingerMill yang didaftarkannya ke App Store.
"Aplikasi itu memang buruk namun saat itu hanya ada beberapa ribu aplikasi di App Store dan aplikasi ini didownload beberapa ratus kali," tutur Nick.
Kemudian Nick membuat aplikasi yang dinamakan Facemood, aplikasi yang menganalisis timeline Facebook untuk menentukan mood pengguna. Diikuti dengan aplikasi Trimmit yang sukses didownload 100 ribu orang. Trimmit adalah versi awal Summly.
Nick sendiri punya misi untuk mengendalikan informasi yang sangat banyak bertebaran di dunia maya. Itu sebabnya dia membuat aplikasi semacam Trimmit atau Summly untuk meringkas informasi.
Kesuksesan Trimmit yang lumayan, membuat nama Nick semakin terkenal. Hingga menarik para investor besar.
3. Gaet Investasi Rp 2,2 Miliar
Horizons Ventures sendiri bukan perusahaan investasi sembarangan. Mereka telah menanamkan dana di berbagai perusahaan tenar semacam Skype, Facebook ataupun Spotify.
Li Ka Shing menyuntik investasi USD 250 ribu atau sekitar Rp 2,26 miliar (USD1=Rp 9.070, sumber xe.com) untuk membantu pengembangan aplikasi buatan Nick. Nick pun bisa dengan tenang membuat aplikasi Summly, versi lebih canggih dari Trimmit.
Aplikasi ini menyederhanakan konten website dan hasil pencarian. Summly dapat menyajikan ringkasan, artikel berita dan review di layar ponsel secara praktis.
"Kupikir yang kuperlukan adalah cara menyederhanakan dan meringkas hasil pencarian tersebut. Google punya Instant Preview namun hanya berupa gambar halaman web. Yang kuinginkan adalah preview konten," imbuhnya.
Summly dirilis untuk iPhone pertengahan Desember 2011 dan mendapat sambutan hangat. Rencananya, Summly juga akan menyambangi Android.
4. Dilirik Yahoo dan Diakuisisi Ratusan Miliar
Kabar ketertarikan Yahoo pada Summly sudah berhembus sejak akhir tahun lalu. Akhirnya benarlah, Yahoo resmi membeli Summly. Nick dan kedua pegawai Summly pun direkrut juga menjadi karyawan Yahoo.
"Kami gembira membagi kabar pembelian Summly, perusahaan produk mobile yang didirikan dengan visi menyederhanakan cara kita mendapatkan informasi, membuatnya lebih cepat, mudah dan lebih ringkas," kata Yahoo dalam pernyataannya.
"Pada usia 15 tahun, Nick menciptakan aplikasi Summly di rumahnya di London. Aplikasi ini tercipta dengan visi kita hidup di dunia dengan informasi konstan dan kita perlu cara untuk menyederhanakan bagaimana kita menemukan sesuatu yang penting bagi kita," lanjut meeka.
Nick sendiri merasa Yahoo dan Summly adalah perpaduan yang tepat. Dia pun siap bekerja untuk Yahoo.
"Aku berharap tetap bekerja di Yahoo selama diperlukan untuk membuat teknologinya diintegrasikan. Kami memang sudah didekati mereka sejak beberapa bulan lalu," terang Nick.
Ingin tahu secara detail bagaimana Summly bekerja? Tautan ini mungkin bisa memberi informasi lebih jauh.
5. Bekerja Sambil Sekolah
Lalu bagaimana dengan timbunan uang yang diterimanya dari Yahoo? Untuk sementara, dia baru ingin membeli tas selempang.
"Aku berencana untuk menginvestasikasnnya. Orangtuaku yang akan mengontrol semuanya. Saat ini aku hanya ingin membeli tas selempang," tuturnya.
"Aku akan menjadi pekerja Yahoo, namun di akhir pekan aku tetap akan bertemu pacar dan teman-temanku. Aku pikir teman-temanku tidak akan mengubah sikapnya padaku," sebutnya lagi.
Nick sendiri mengidolakan pendiri Apple, Steve Jobs. Ia sudah membaca habis biografinya. Salah satu sikap yang ingin ditirunya dari Jobs adalah mengontrol semua aspek dari produknya.
"Aku ingin memastikan semuanya masih dalam visi sejatiku," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar