# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Sabtu, 30 Maret 2013

Thorsten Heins, 'Pendekar' Penyelamat BlackBerry

BlackBerry sedang menghadapi masa-masa krusial di industri smartphone. Tekanan hebat dari iPhone dan deretan ponsel Android memaksa vendor asal Kanada ini mengeluarkan segenap upaya agar tetap berjaya.

Beban berat pun diletakkan ke pundak Thorsten Heins. Pria asal Jerman ini didaulat menjadi CEO dan digadang-gadang mampu mengembalikan performa bisnis BlackBerry.

Di masa kepemimpinannya, BlackBerry 10 dirilis. Ini adalah sistem operasi yang benar-benar baru, dengan dua buah handset perdananya, Z10 serta Q10.

Seperti apa sepak terjang pria berkacamata yang sudah memiliki dua anak remaja ini? Simak kisahnya berikut ini yang dihimpun dari berbagai sumber.



1. Pria Jerman Sejati

Thorsten Heins lahir pada tanggal 29 Desember 1957 di Gifhorn, Jerman. Sejak kecil, ia sudah biasa hidup disiplin yang akhirnya membuahkan banyak prestasi.

"Saya adalah seorang Jerman dan saya suka dengan kata disiplin," sebutnya. Heins menyelesaikan kuliahnya di University of Hannover, Jerman pada tahun 1984.

Heins kemudian bergabung di raksasa teknologi Jerman, Siemens AG. Di sini, dia mengabdi selama 23 tahun dengan posisi terakhirnya sebagai Chief Technology Officer.

Seperti orang Jerman pada umumnya, Heins punya bodi yang cukup mengintimidasi dengan tinggi 198 cm. Dia memang suka berolahraga, terutama bersepeda. Dia memakai salah satu mobil kebanggaan Jerman, BMW.

Heins menikah dengan istri bernama Petra. Dia telah dikaruniai dua orang anak, satu lelaki berusia 21 tahun dan kakak perempuannya berusia 23 tahun.

2. Menerobos Dominasi Duo CEO

Sesudah sekian lama bekerja di Siemens, Heins merasa sudah saatnya merasakan tantangan baru. Pada tahun 2007, dia bergabung ke BlackBerry yang ketika itu masih bernama Research in Motion (RIM).

Karirnya cepat melesat. Dia awalnya menjabat sebagai Senior Vice President of BlackBerry Handeld Business Unit. Kemudian dipindah menjadi Chief Operating Officer of Product Engineering.

Sesudahnya, Heins ditunjuk menjadi Chief Operating Officer of Product and Sales pada bulan Juli 2011. Akhirnya, ia dipercaya menjadi CEO alias direktur utama BlackBerry.

Ya, pada awal tahun 2012, Heins ditunjuk menjadi CEO baru BlackBerry. Dia menggantikan dua co-CEO Research In Motion (RIM), Mike Lazaridis dan Jim Balsillie.

Pada waktu itu, posisi BlackBerry semakin menurun. Di pasar kunci Amerika Serikat misalnya, BlackBerry turun di posisi ketiga di bawah iPhone dan Android. Meski masih kuat di berbagai negara seperti Indonesia.

Heins pun diharapkan mampu mengembalikan kejayaan BlackBerry seperti dahulu. Ia pun merasa siap menjawab tantangan tersebut.

3. Strategi Menyelamatkan BlackBerry

Setelah ditunjuk sebagai Chief Executive Officer Research In Motion (RIM), Thorsten Heins langsung mengumbar tiga target untuk memanaskan laju bisnis BlackBerry.

Misi awal Heins yang pertama adalah menggeber penjualan jajaran perangkat OS BlackBerry 7 yang berlayar sentuh. Kedua, menjanjikan upgrade software untuk tablet PC BlackBerry PlayBook pada Februari mendatang.

Ketiga, adalah dengan mendorong tim RIM untuk segera meluncurkan smartphone yang mengusung OS BlackBerry 10 pada tahun 2012.

"Saya tidak berpikir ada perubahan besar yang diperlukan," sebut Heins dalam pidato awalnya sebagai CEO RIM.

Heins juga mengklaim basis pengguna BlackBerry masih besar. "Hingga kini ada 95 juta pengguna layanan BlackBerry di seluruh dunia yang terkoneksi setiap harinya ketika mereka bangun tidur, menjadi seorang profesional, dan bersosialisasi dengan banyak orang," kata dia.

Heins juga tidak takut menghadapi tantangan iPhone dan Android. "Pasar smartphone masih muda dan terdapat kesempatan sangat besar bagi kami, baik di sektor konsumen dan bisnis," yakinnya.

4. Masa-masa Penuh Tantangan

Belum lama menjabat sebagai CEO, Heins harus menghadapi tantangan besar. Research in Motion membukukan rugi bersih USD 125 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun ($1 = Rp 9.000) di kuartal empat tahun fiskalnya yang diumumkan pada 3 Maret 2012.

"Saya telah memeriksa beberapa aspek bisnis RIM dalam 10 minggu menjadi CEO. Saya mengkonfirmasi bahwa perusahaan punya kekuatan substansial yang bisa meningkatkan performa finansial, seperti jaringan infrastruktur global RIM, penawaran produk yang kuat di enterprise dan pelanggan sejumlah 77 juta," ucap Heins coba optimistis.

Thorsten Heins meyakini BlackBerry akan kembali bangkit. Mereka sedang mengembangkan handset berbasis sistem operasi BlackBerry 10 yang diyakini mampu bersaing dengan para kompetitor, terutama iPhone dan Android.

"Saya sangat bergairah dengan prospek platform BlackBerry 10, yang berada dalam jalur untuk diluncurkan di 2012," katanya ketika itu.

Namun ponsel BlackBerry 10 terus mengalami penundaan rilis. Awalnya, RIM menargetkan handset BlackBerry 10 akan rilis pada Oktober 2012 atau paling lambat di akhir tahun.

Sayangnya hasil bisnis yang kurang menggembirakan dan rencana merumahkan 5.000 karyawan di tengah tahun 2012 turut berdampak pada rencana peluncuran BlackBerry 10 yang harus mundur hingga 2013.

5. Gembar-gembor Kehebatan BlackBerry 10

Menurut Heins, OS BlackBerry 10 tidak ingin dipaksakan hadir di tahun 2012 ini. Sebab perusahaan asal Kanada tersebut akan membenamkan fitur integrasi yang jauh lebih baik untuk versi anyar sistem operasi mobile-nya.

"Kami yakin BB10 akan menggiring lingkungan OS level selanjutnya," ujar Heins berusaha meyakinkan investor.

"Saat membuat BlackBerry 10, kami bertekad membuat pengalaman mobile computing yang unik dan selalu beradaptasi menurut keperluan Anda. Tim kami telah bekerja tanpa lelah membawa fitur yang inovatif dikombinasikan dengan browser yang terbaik, ekosistem aplikasi yang kaya, dan kemampuan multimedia yang canggih," klaimnya.

Berbagai fitur BlackBery 10 pun diperkenalkan sejak jauh jauh hari. Seperti BlackBerry Hub dan kamera Time Shift. Juga operasional ponsel yang menggunakan sistem swipe tanpa tombol fisik.

Bahkan Heins meyakini perangkat BlackBerry 10 bisa membunuh laptop. "Kapanpun Anda memasuki sebuah kantor, Anda tidak memerlukan lagi laptop, Anda sudah punya komputer mobile. Anda tidak akan lagi membawa laptop dalam tiga atau lima tahun lagi," ujar Heins.

Meyakini bagusnya BlackBerry 10, Heins berencana untuk melisensikannya. Jadi siapa yang ingin menggunakannya bisa membayar RIM.

"Sebelum melisensi software, Anda harus memperlihatkan bahwa platform yang Anda buat punya potensi besar. Pertama, kita harus memenuhi janji. Jika terbukti, lisensi bisa dipertimbangkan," katanya.

6. BlackBerry 10 Siap Menantang iPhone dan Android

Jelang peluncuran handset BlackBerry Z10, diadakan acara JamHack untuk para developer di berbagai wilayah dunia. Tujuannya adalah menambah sebanyak mungkin aplikasi untuk BlackBerry 10.

Akhirnya RIM meluncurkan dua handset BlackBerry 10 pada 30 Januari 2013, sekaligus mengubah nama perusahaan menjadi BlackBerry saja. Dua handset Z10 dan Q10 diperkenalkan untuk menantang hegemoni iPhone dan Android.

"Ini dia BlackBerry 10 yang telah kita nantikan, BlackBerry Z10 dan BlackBerry Q10. BlackBerry 10 telah hadir di sini. Dan ini bukanlah jalan akhir, justru sebaliknya, ini baru langkah awal," kata Heins dalam acara peluncuran di New York.

Saat ini, BlackBerry Z10 sudah dijual di puluhan negara dengan harga premium, seperti di Indonesia banderolnya mencapai Rp 6,9 juta. Menyusul setelahnya Q10 yang punya keyboard fisik qwerty.

Heins pun meyakini BlackBerry 10 akan diterima konsumen. Malah dia menilai, ponsel seperti iPhone sudah jadul.

"Tanggapan pasar sangat memberi harapan. Apa yang sungguh menjadi kejutan bagi kami adalah platform dan produk BlackBerry 10 menarik user yang menggunakan platform lain," kata Heins.

"Sejarah berulang lagi saya kira, tingkat inovasi yang sangat tinggi di industri, membuat kami yakin bahwa jika Anda tidak berinovasi dengan kecepatan maka dapat diganti cukup cepat. User interface pada iPhone, dengan segala hormat adalah kuno hingga lima tahun ke belakang," sindirnya belum lama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense