# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Selasa, 21 Mei 2013

Kiprah Para Pelatih Madrid Era Florentino Perez

Florentino Perez dikenal sebagai Presiden Madrid yang gemar belanja pemain-pemain mahal. Los galacticos edisi pertama adalah ide Perez yang membuatnya terpilih sebagai Presiden untuk kali pertama.

Meski demikian, kepemimpinan Perez di Madrid juga terkenal karena kesuksesan di sisi finansial. Perez mengaku telah berhasil menghapus utang klub meski pernyataan ini dibantah oleh Ramon Calderon.

Namun tak bisa dibantah bahwa pada era Perez-lah Madrid bisa 'menjual' nama besar mereka ke seluruh dunia. Kemampuan Peres dalam memasarkan kehebatan Madrid membuat klub ini memiliki kekuatan dana yang sangat besar.

Dalam dua masa kepemimpinannya, Perez telah bekerjasama dengan delapan pelatih di Madrid. Sebagian sukses, sebagian lagi merupakan flop. Pelatih terakhir yang berpisah dengan Perez adalah Jose Mourinho yang baru saja dikonfirmasi akan meninggalkan klub.

Berikut adalah kiprah para pelatih Madrid di era Florentino Perez.

Vicente Del Bosque
Del Bosque merupakan 'warisan' dari presiden Madrid yang sebelumnya,Lorenzo Sans. Bisa dikatakan bahwa Del Bosque merupakan pelatih paling sukses Madrid di Era modern dengan mempersembahkan tujuh trofi. Ia memimpin Madrid selama 1.031 hari, paling lama dalam era Perez.

Awalnya ia dipilih secara 'kebetulan' karena kepergian John Toshack. Del Bosque juga sempat memimpin Madrid dalam beberapa pertandingan setelah pelatih Madrid dipecat dan belum menemukan pengganti. Posisi Del Bosque saat itu adalah pelatih tim muda Los Blancos.

Meski penuh kesuksesan, Perez tidak memperpanjang kontrak Del Bosque pada 2003. Perpecahan bernada politik (politik dalam klub, bukan negara) membuat Del Bosque harus pergi dari klub bersama Fernando HierroFernando MorientesClaude Makelele, dan Steve McManaman.
 
Carlos Queiroz
Queiroz merupakan pelatih pertama yang benar-benar diangkat oleh Perez untuk memimpin Madrid. Perez dibuat kagum dengan kesuksesan Queiroz dalam mendampingi Sir Alex Ferguson di Manchester United.

Apa mau dikata, Queiroz hanya bertahan 2713 hari di Madrid pada musim 2003/2004. Satu-satunya trofi yang dipersembahkan Queiroz adalah juara Supercopa de Espana.

Dianggap gagal, Queiroz kemudian dipecat sebelum memasuki musim keduanya di Madrid. Ia kemudian kembali ke Manchester United untuk menjadi asisten Fergie lagi.
Jose Antonio Camacho
Camacho dipilih karena merupakan pelatih yang cukup berpengalaman. Selain itu, Camacho merupakan mantan pemain Madrid yang cukup sukses pada 70-an hingga 80-an.

Ia menjadi pelatih Madrid pada 2004 setelah Queiroz dipecat. Sayang, rezim Camacho di Madrid cuma berlangsung selama 20 hari. Kekalahan dari bayer Leverkusen di Liga Champions dan Espanyol di La Liga membuatnya mundur tanpa diminta.

Mulai bekerja pada 29 Agustus 2004, Camacho sudah berhenti pada 18 September tahun yang sama. Ia kemudian kembali ke Benfica, klub yang dilatihnya sebelum Madrid.
 
Mariano Garcia Remon
Kepergian Camacho segera digantikan oleh asistennya, Mariano Garcia Remon. Camacho dan Remon menjadi rekan setim selama bermain di Madrid selama 13 tahun.

Nasib Garcia Remon juga tak terlalu bagus ketika menjadi pelatih tim senior Madrid. Ia dipecat menjelang Natal karena dianggap tidak mampu membawa Madrid berprestasi.

Dalam 13 pertandingan bersama Madrid, Remon mengemas tujuh kemenangan, dua hasil imbang dan empat kekalahan. Ia kemudian sempat menangani Cadiz pada musim 2006/07.
Vanderlei Luxemburgo
Luxemburgo sudah memiliki reputasi kelas dunia sebelum dipilih oleh Madrid. Ia sempat menangani timnas Brasil dan telah berhasil memenangkan Copa America dengan mengandalkan Rivaldo.

Pengalaman Luxemburgo juga sudah tak perlu diragukan lagi. Sebelum bergabung dengan Madrid, Luxemburgo sudah menangani 21 tim di seluruh dunia.

Diangkat pada Januari 2005, Luxemburgo akhirnya dipecat pada Desember tahun yang sama karena gagal mendapatkan trofi.
 
Juan Ramon Lopez Caro
Lopez Caro hanya dikontrak dengan status pelatih interim, jadi wajar jika kemudian tekanan yang didapatnya tak sebesar pelatih-pelatih lain. Ia dipilih sebagai langkah darurat untuk memimpin klub setelah kepergian Luxemburga.

Meski hanya pelatih interim, namun Madrid tetaplah Madrid. Setiap Madridista tak pernah puas meminta pelatih mereka untuk mendapatkan trofi bagi klub.

Lopez Caro yang sebelumnya menangani Real Madrid Castilla akhirnya berhenti setelah memimpin skuad Madrid selama 156 hari. Ia tak memenangkan trofi apa pun.

Rentetan kegagaln Madrid membuat Florentino Perez mengundurkan diri pada Februari 2006. Ia menganggap Madrid butuh pemikiran baru agar bisa sukses.
 
Manuel Pellegrini
Pellegrini diangkat sebagai pelatih Madrid pada Juni 2009. Perez baru saja menjalani periode kedua menjadi Presiden Madrid saat itu.

Pada musim 2009/10, Madrid membangun Los Galacticos jilid kedua dengan mendatangkan pemain-pemain mahal seperti KakaCristiano Ronaldo, Xabi Alonso dan Karim Benzema.

Pellegrini gagal mendapatkan trofi pada tahun pertamanya. Ia kemudian dipecat meski mengantarkan Madrid meraih rekor poin tertinggi klub di La Liga.
 
Jose Mourinho
Tiga musim, tiga trofi. Mourinho merupakan pelatih dengan masa kepemimpinan paling lama kedua di Madrid sepanjang era Floirentino Perez.

Mou melatih Madrid selama 1.007 hari. Kedatangan Mou di Madrid bersamaan dengan melejitnya performa Barcelona dengan gaya tiki-taka mereka. Mou berhasil mengalahkan Barca dalam perebutan La Liga musim lalu.

Namun Mou didatangkan ke Madrid untuk meraih La Decima; trofi Liga Champions kesepuluh Madrid. Meski selalu menjadi salah satu kontestan favorit juara, perjalanan Madrid di Liga Champions selalu terhenti di semifinal pada saat dilatih Mou.

Ia kemudian setuju untuk mengakhiri kontraknya dengan Madrid pada akhir musim ini.
Selanjutnya?
Jika prediksi nyaris seluruh media Eropa dan dunia benar, maka Carlo Ancelotti akan menjadi pelatih Madrid selanjutnya. Namun Madrid tak akan mudah mendapatkan Ancelotti kali ini.

Madrid biasanya bisa dengan gampang membajak pelatih klub lain dengan reputasi dan kemampuan finansial mereka. Namun PSG berbeda. Klub ini dibangun dengan uang minyak yang seperti mengalir tiada habisnya. PSG bahkan sudah mengancam akan membawa Madrid ke pengadilan jika membajak Ancelotti.

Perez diperkirakan akan menggunakan metode negosiasi halus untuk merayu Presiden PSG Nasser Al Khelaifi agar mau melepas Ancelotti. Saat ini kontrak Ancelotti masih tersisa satu tahun lagi.

Jika memang bergabung dengan Madrid, ekspektasi terhadap Ancelotti tak akan kalah besar dari yang didapat Mourinho. Ancelotti akan diminta untuk memenangkan La Decima... sesegera mungkin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense