“Penggunaan opioid dan disfungsi ereksi tampaknya terjadi beriringan, tapi kita harus berhati-hati terhadap kemungkinan penyebab yang lain,” kata Dr Richard Deyo dari Kaiser Permanante Center for Health Research diOregon Health & Science University, di Portland, Oregon.
Jumat, 31 Mei 2013
Obat Pereda Nyeri Bisa Menimbulkan Disfungsi Ereksi
Obat pereda rasa sakit atau nyeri, bisa berakibat fatal bagi kesehatan seksual pria bila dikonsumsi secara rutin. Menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam Spine mengungkapkan, memakan pil tersebut dalam dosis tinggi dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Demikian dikutip dariShe Knows.
Obat pereda sakit biasanya dipakai untuk mengatasi keluhan nyeri punggung. Dari sekitar 11 ribu pria yang diteliti, mereka memakai resep opioid – sepertioxycodone – untuk mengatasi nyeri mereka. Para pria tersebut rata-rata bertahan dengan obat pereda nyeri hingga empat bulan. Dari sini peneliti menemukan,pemakaian obat anti-nyeri dalam jangka waktu tersebut sudah mampu menimbulkan gejala adanya disfungsi ereksi.
Peneliti mengungkapkan, pemakaian dosis tinggi adalah setara dengan pemakaian OxyContin sebanyak 80 miligram per hari, atau penggunaan morfin 120 miligram. Zat opioid yang ada di obat pereda nyeri bisa menyebabkan perubahan dalam kadar testosteron pria. Peningkatan risiko disfungsi ereksi karena pemakaian dosis tinggi obat ini mencapai 19 persen.
Oleh karena itu, pria sebaiknya berhati-hati jika mengalami nyeri punggung. Menetapkan dosis sembarangan pada penggunaan obat pereda nyeri justru bisa membawa kepada masalah kesehatan lain. Konsultasikan nyeri punggung yang dirasakan kepada dokter.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar