Banyak penyebab keguguran yang memang sulit dihindari, misalnya kelainan kromosom pada janin. Ini adalah kondisi yang paling sering menyebabkan terjadinya keguguran sebelum memasuki usia 13 minggu kehamilan. Selain itu, kondisi lainnya yang menyebabkan terjadinya keguguran antara lain:
• Infeksi virus
• Infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes)
• Infeksi pada mulut rahim maupun rahim
• Infeksi secara umum, seperti typus
• Kelainan rahim, seperti miom
• Penyakit yang diderita oleh ibu hamil, seperti diabetes
• Autoimun pada tubuh ibu hamil, karena darahnya mudah membeku
Ciri umum terjadinya keguguran adalah rasa mulas dan perdarahan yang terjadi secara bersamaan. Jika terjadi perdarahan yang tidak disertai rasa mulas, belum tentu itu adalah keguguran.
Namun ada juga sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi keguguran, di antaranya:
• Usia ibu hamil. Sebaiknya seorang wanita mengandung sebelum usia 30 tahun, atau maksimal sebelum usia 35 tahun, karena setelah melewati usia tersebut kandungan akan semakin rawan mengalami keguguran, terutama setelah usia 40 tahun.
• Gaya hidup. Biasakanlah menerapkan gaya hidup sehat. Hindari rokok, konsumsi alkohol maupun penggunaan obat-obatan terlarang.
• Pekerjaan berisiko. Pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia biasanya berbahaya bagi ibu hamil, sehingga bisa meningkatkan potensi keguguran. Namun pekerjaan berisiko tersebut pada umumnya jarang dijumpai di Indonesia, yang secara khusus dilakukan oleh wanita. Bukan berarti wanita dilarang bekerja saat hamil, justru dr. Handi Suryana, SpOG menyarankan ibu hamil untuk bekerja karena terbukti baik untuk kesehatannya.
Secara umum, cara mencegah terjadinya keguguran dapat dilakukan dengan:
• Memeriksakan kondisi kesehatan Anda secara rutin bahkan sejak sebelum kehamilan
• Sebisa mungkin menghindari maupun mengurangi kontak dengan orang sakit, terutama bagi ibu hamil yang berusia muda, agar tidak tertular infeksi penyakit.
Namun terjadinya keguguran akibat kelainan kromosom tidak dapat dicegah, karena hal tersebut bersifat kebetulan dan biasanya tidak berulang. Kelainan kromosom merupakan seleksi alam terhadap hasil pembuahan yang tidak selalu menghasilkan embrio yang normal.
Sementara bagi Anda yang bermasalah dengan autoimun, sebaiknya melakukan pengobatan terlebih dahulu sejak sebelum hamil dan tetap menjalani pengobatan selama kehamilan. Selain itu, Anda pun bisa menghindari faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mencegah kemungkinan terjadinya keguguran.
Untuk mengatasi keguguran, langkah pertama yang dilakukan oleh dokter kandungan biasanya akan mengosongkan rahim untuk membersihkan perdarahan melakui kuretase yang bisa dilakukan dengan cara vakum atau penyedotan maupun dengan cara pengerukan untuk ibu hamil yang berusia lebih tinggi.
Keguguran akibat infeksi yang belum diobati secara tuntas, kemungkinan bisa berpengaruh pada kehamilan berikutnya hingga menyebabkan terjadi keguguran berulang.
Bagi yang pernah mengalami keguguran akibat kelainan kromosom, biasanya tidak mempengaruhi risiko keguguran pada kehamilan berikutnya. Anda pun tetap memiliki risiko keguguran sebanyak 15% pada kehamilan berikutnya, dan sama besarnya dengan risiko keguguran bagi wanita yang belum pernah mengalaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar