Alat terbaru di bidang medis untuk mendeteksi keberadaan kanker berhasil ditemukan oleh sebuah tim dari Imperial College London. Alat tersebut berupa pisau kecil, namun dibekali dengan teknologi untuk mengidentifikasi jaringan kanker dengan hasil cukup akurat. “iKnife” adalah nama julukan dari temuan tersebut.
Dikutip BBC, alat ini nantinya bisa dipakai untuk mengidentifikasi sel kanker yang tersisa setalah dilakukan pengangkatan sel induk kanker. Biasanya kanker melakukan penyebaran (metastase) yang agak sulit dilacak. Sehingga, bedah kanker biasanya dilakukan lebih dari satu kali untuk menuntaskan pengangkatan kanker. Biasanya ahli bedah selama ini lebih memilih mengangkat jaringan di sekitar sel kanker untuk mengatasi sel penyebaran.
Saat iKnife sedang dilakukan uji klinis. Cara kerja pisau bedah modifikasi tersebut memanfaatkan panas untuk memotong jaringan yang diangkat. Analisa dilakukan terhadap asap yang keluar dari panas yang menyentuh jaringan. Akan ada perbedaan tipis antara asap dari jaringan sehat dengan kanker.
Untuk itu diperlukan sebuah alat tambahan yang berfungsi sebagai “hidung” elektronik dalam membedakan keduanya. Perangkat ini disebut dengan spketrometer massa. Informasi yang disajikan oleh spektrometer massa mampu mendeteksi perbedaan antara jaringan sehat dan kanker hanya dalam hitungan detik.
Sementara itu, hasil yang ditunjukkan peralatan tersebut berjalan akurat. Pada sebuah tes yang dilakukan terhadap 91 pasien menunjukkan, pisau dan perangkat pelengkapnya bisa mendeteksi tipe jaringan dengan benar. Hasilnya pun didapat dengan jalan yang lebih instan.
”Hasil ini memberikan bukti mencengangkan bahwa iKnife dapat diaplikasikan dalam prosedur operasi kanker yang luas. Pisau itu memberikan hasil yang hampir instan, dan memungkinkan ahli bedah untuk melanjutkan prosedur dengan tingkat akurasi yang sebelumnya tidak mungkin,” kata Dr. Zoltan Takats, pencipta sistem di Imperial.
Dengan temuan ini diyakini, pisau pintar tersebut akan mampu mengurangi adanya risiko kembalinya tumor. Walhasil potensi pasien untuk sembuh makin besar.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar