Adalah BandrOS, smartphone antisadap yang dikembangkan sendiri oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang merupakan salah satu proyek penelitian unggulan. Smartphone BandrOS ini memnggunakan sistem operasi yang disebut dengan BandrOS (Bandung Raya Operating System).
Kehadiran smartphone BandrOS ini adalah salah satu prestasi bangsa yang patut dihargai dan dibanggakan. Salah satu kelebihan smartphone BandrOS ini adalah adanya fitur antisadap, sehingga smartphone ini diklaim cukup aman dan aman dari aksi penyadapan yang melanggap privasi.
“Ponsel ini dipakai untuk kegunaan khusus, salah satunya bisa diatur sebagai telepon antisadap,” kata Handoko, Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Handoko mengungkapkan bahwa sistem operasi BandrOS ini dikembangkan dari basis sistem operasi open-source Linux yang pengembangannya telah dimulai sejak tahun 2010 lalu. Awalnya, BandrOS ini dikembangkan untuk pasien rumah sakit dan sistem peringatan dini.
Sistem operasi BandrOS dikembangkan dengan biaya APBN yang meluncur melalui Dipa Pusat penelitian Informatika dengan jumlah anggaran awal mencapai Rp 250 juta. Namun, dalam rangka penghematan anggaran, pengembangan sistem operasi BandrOS ini hanya menghabiskan anggaran sekitar Rp 50 juta saja.
Seperti yang dilansir dari Antara & Detik, smartphone BandrOS ini dikembangkan untuk kegunaan khusus dan nantinya tidak dijual untuk umum. Smartphone BandrOS akan diproduksi sesuai pesanan dari pasar korporat dan lingkungan pemerintahan.
Sayangnya, sampai saat ini tak diketahui spesifikasi detail dari smartphone karya anak bangsa ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar