Hana Tajima terlahir dari orang tua yang berdarah Jepang dan Inggris. Ia dibesarkan di daerah Devon, sebuah lingkungan pedesaan di Inggris. Tentu saja saat kecil hingga remajanya, Hana Tajima belum mengenal tentang Islam.
Perempuan cantik tersebut mulai mengenal Islam saat ia telah memasuki bangku kuliah. Hana mengamati beberapa teman kuliah muslimnya yang menghindari pergi ke pesta malam, dan menjaga jarak pada hal-hal tertentu.
Hana lantas tertarik untuk mengambil mata kuliah Filsafat Islam, dan belajar tentang agama tersebut. Pada beberapa konsep tentang hak-hak perempuan dalam Islam, Hana sependapat dan mengaguminya.
Ia lantas bersyahadat dan masuk Islam disaksikan oleh beberapa teman muslimahnya. Walau mengakui bahwa kedua orang tuanya berfikiran terbuka dan menginginkan ia selalu bahagia, Hana harus merahasiakan keislamannya tersebut untuk sementara.
Pada akhirnya semua mengetahui tentang keislaman Hana Tajima, sang desainer. Sebagaimana muslimah lainnya, Hana pun lantas memutuskan untuk menutup auratnya dengan jilbab. Hal ini tentu membuat banyak orang yang berada di dekatnya terkejut.
Sebagai desainer, Hana Tajima mencoba membuat sebuah model jilbab yang modis dan trendy, serta tak monoton dan kaku. Ia lantas memperkenalkan kreasi jilbab tumpuk dan memadu padankannya dengan busana masa kini.
Hana Tajima mulai meng-upload hasil kreasinya di blog pribadi, dan dalam waktu sekejab mampu menarik minat dan perhatian para muslimah Inggris sebab model jilbabnya nampak chic dan elegan, namun tak berlebihan.
Perempuan 23 tahun itu pun merespon perhatian para muslimah dengan mendirikan rumah busana bertajuk Maysaa. Maysaa segera digemari oleh para muslimah, diadaptasi gayanya, serta menjadi trend setter mode jilbab di beberapa negara, termasuk Indonesia.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar