Website jejaring sosial
Jomblo kemarin secara resmi diluncurkan di Indonesia. Dan berkat nama ‘jomblo’, website ini tentu mampu dengan mudah menarik perhatian masyarakat.
Sembari menjadi website kencan untuk mereka yang single, Jomblo juga ingin menjadi platform bagi penggunanya untuk bertemu teman baru berdasarkan minat dan ketertarikan.
Fitur kencan ini mengingatkan saya akan Friendster yang dulu. Pengguna bisa mencari teman berdasarkan minat, dan berinteraksi dengan pengguna lain dengan mengirimkan permintaan untuk berteman, mengirim pesan, atau meng-klik tombol “like” yang memiliki
icon hati di sebelahnya
1. Ke depannya, Jomblo ingin meluncurkan fitur pencarian jodoh yang akan memasangkan pengguna berdasarkan profil menggunakan sebuah algoritma.
Dua fitur lain di Jomblo adalah mencari komunitas dan aktivitas online berdasarkan minat yang sama yang dimiliki pengguna. Co-founder Darrick Rochili menjelaskan alasan di balik keputusan menjadikan Jomblo sebagai jejaring sosial:
Kami ingin fokus menjangkau para single yang sering galau atau depresi saat mereka tidak memiliki pasangan, dan mengajak mereka bertemu teman dan komunitas baru melalui Jomblo.com
Bisa menjadi situs kencan
Screenshot dashboard Jomblo
Jadi, meskipun dengan nama yang sangat identik dengan layanan mencari pasangan, Jomblo bukan hanya sekedar tempat untuk mencari pasangan. Tim Jomblo menekankan fitur-fitur lainnya untuk memastikan bahwa semua orang paham dengan konsep yang diusung Jomblo. Saya mungkin salah, tapi daripada menghabiskan banyak waktu untuk mengusung banyak fitur umum lainnya, saya rasa akan lebih mudah untuk membuat Jomblo menjadi situs kencan sepenuhnya.
Satu hal lagi adalah, kedua fitur yang saya sebutkan tadi tidak tampak spesial. Satu-satunya keunggulan dari fitur itu jika dibandingkan membuat grup atau acara di Facebook adalah Anda bisa mencari dan menemukan grup dan aktivitas yang ada dengan lebih mudah. Tapi apakah itu cukup untuk mengajak masyarakat menggunakan Jomblo?
Mencari pengguna yang mau mengadakan aktivitas online di Jomblo juga merupakan sebuah tantangan tersendiri. Jadi, jika ingin tetap menggunakan model ini, tim Jomblo yang sekarang beranggotakan enam orang harus bekerja lebih keras. Darrick mengatakan:
Kami sangat terbuka jika memang harus fokus menjadi website kencan, dan hal tersebut sudah didiskusikan oleh para founder karena banyaknya pertanyaan berbunyi “apakah ini website kencan?” Tapi untuk saat ini kami ingin mencoba menjangkau pasar yang lebih besar yaitu komunitas, ketimbang orang-orang single yang ingin mencari pasangan.
Semua fitur terkait kencan dan mencari pasangan di website ini masih tetap akan dikembangkan (misal fitur seperti Tinder atau eHarmony yang sudah menjadi rencana). Jadi, jika kami perlu fokus menjadi website kencan, kami sudah memiliki fitur-fitur yang diperlukan.
Jomblo saat ini memiliki posisi yang bagus untuk menjadi terkenal berkat nama domainnya. Sejauh ini, Jomblo sudah memiliki hampir 9.000 pengguna terdaftar dan kebanyakan dari pengguna tersebut adalah single. Tim Jomblo juga berencana untuk merilis aplikasi iOS dan Android nantinya.
Pesaing Jomblo di Indonesia antara lain
Tristup — yang tampak seperti Bang with Friends yang dilokalisasi — dan layanan pencari jodoh
Setipe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar