Nerazzurri, demikian Inter dikenal karena memiliki garis hitam dan biru sebagai warna kebesaran klub. Tim ini mengangkat Scudetto pertama pada 1910. Kesuksesan ini terulang pada 1920 namun dua tahun kemudian peruntungan mereka berubah.
Pada 1922 Inter mengakhiri kompetisi Serie A dengan 11 poin tetapi mereka terhindar dari degradasi berkat kemenangan di babak play-off. Lolos dari lubang jarum membuat Inter hingga detik ini mampu mempertahankan status tidak pernah terdegradasi ke kasta kedua sepakbola Italia.
Pada 1928, pemerintahan fasis Mossolini menentang kebijakan Inter yang gemar mendatangkan pemain asing bahkan memaksa nama mereka berubah menjadi Ambrosiana. Meski demikian, selama periode tersebut mereka tetap sanggup berprestasi dengan menyambar Coppa Italia perdana pada 1939 plus mengakhiri kompetisi di urutan kelima (1940).
Pada tahun 1960an, sebutan La Grande Inter membahana seantero Eropa di bawah komando manajer Helenio Herrera. La Beneamata menyambar tiga Scudetto (1963, 1965 dan 1966) plus dua Piala Eropa (sekarang Liga Champions) pada 1964 dan 1965. Inter kembali sukses melaju ke partai puncak kompetisi antarklub paling elit di Eropa pada 1967 namun secara mengejutkan La Grande Inter dihantam tim kuat Skotlandia, Glasgow Celtic, sebuah skuat yang kemudian mendapat julukan The Lisbon Lions.
Setelah melalui era 1990an tanpa meraih gelar juara liga, Inter bangkit di pertengahan 2000an dengan meraih lima Scudetto beruntun dari 2006 hingga 2010 (gelar pertama di musim 2005/06 hadir setelah Juventus dinyatakan terbukti bersalah dalam scandal Calciopoli).
Tahun 2010 Inter juga meraih sukses besar dan menjadi tim Italia pertama yang berhasil mengamankan tiga gelar dalam satu musim (Scudetto, Coppa Italia dan Liga Champions) di bawah komando pelatih jenius nan kontroversial Jose Mourinho.
Pada pertengahan Oktober 2013, pengusaha Indoesia Erick Thohir membeli 70 persen saham kepemilikan klub hingga era kedua keluarga Moratti di Giuseppe Meazza berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar