Sebenarnya reksa dana sudah lama beredar. Namun saat pertama kali diperkenalkan, minimum pembeliannya masih cukup mahal, yaitu di atas Rp10 juta per transaksi. Karena itulah, baru beberapa tahun belakangan reksa dana booming sebagai instrumen investasi.
Apa sebenarnya reksa dana itu? Bagaimana keamanannya? Mana lebih baik, deposito atau reksa dana? Berapa rupiah bisa investasi di reksa dana saat ini?
Reksa dana bisa dikatakan sebagai wadah tempat dana masyarakat dikumpulkan. Kemudian, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi berpengalaman. Tentu pengelolaannya mengikuti aturan undang-undang yang berlaku.
Ada beberapa jenis reksa dana:
1. Reksa dana pasar uang: terdiri dari produk keuangan yang memiliki jatuh tempo di bawah satu tahun, seperti deposito dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Cocok untuk tujuan keuangan di bawah 1 tahun.
2. Reksa dana pendapatan tetap: terdiri dari surat utang (obligasi). Cocok untuk tujuan keuangan dengan target pencapaian 1-3 tahun .
3. Reksa dana campuran: terdiri dari obligasi dan saham. Cocok untuk tujuan keuangan dengan target pencapaian 3-5 tahun.
4. Reksa dana saham: terdiri dari saham 80 persen dan kas. Cocok untuk tujuan keuangan di atas 6 tahun.
Reksa dana itu ibarat membeli rujak. Kita dapat merasakan berbagai macam buah dengan membeli satu jenis makanan saja. Contohnya, ketika kita membeli reksa dana saham, maka di dalamnya sudah terdapat berbagai jenis saham, seperti saham barang konsumsi, saham perbankan, dan lain sebagainya.
Daya tarik reksa dana adalah minimum pembeliannya sekarang sangatlah murah. Dengan dana dana Rp250 ribu, kita sudah dapat berinvestasi setiap bulannya. Apabila Anda mengambil auto-debet atau program investasi berkala, Anda bisa membeli dengan hanya minimum Rp100 ribu per bulan. Cukup terjangkau bukan?
Produk investasi ini pun mudah diperoleh. Bisa lewat bank atau langsung ke manajer investasi. Apalagi, imbal hasil reksa dana biasanya selalu di atas deposito.
Dari sisi keamanan, tentu setiap produk investasi memiliki risiko. Sekadar menabung pun ada risikonya, yaitu uang Anda akan termakan inflasi.
Sedangkan risiko dari reksa dana, bisa diminimalisasi apabila Anda tidak mengambil dananya sebelum jangka waktu yang sudah ditentukan. Untuk reksa dana yang isinya saham, maka lebih baik untuk tujuan keuangan jangka panjang seperti dana pensiun, dana pendidikan anak di atas 6 tahun, dan lain sebagainya.
Agar instrumen investasi ini tepat dalam pemanfaatannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli:
1. Tentukan tujuan keuangan Anda dan target jangka waktu pencapaian. Lalu pilih produknya.
2. Minta fund fact sheet dan prospektus untuk masing-masing produk reksa dana yang ditawarkan oleh bank. Lihat performa Reksa dana tersebut 5-10 tahun ke belakang
3. Pilihlah manajer investasi yang sudah berpengalaman dan memiliki lisensi untuk mengelola dana. Bisa lihat di situs aria.bapepam.go.id.
Jadi, sebelum Anda membeli, banyak-banyaklah membaca informasi mengenai reksa dana. Tidak kenal maka tidak sayang.
Sebelum menginvestasikan uang Anda, investasilah ke pengetahuan terlebih dahulu.Ini tidak hanya berlaku dalam membeli reksa dana, tetapi juga dalam membeli produk-produk keuangan lainnya, sehingga Anda tidak salah memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Apabila ingin bertanya lebih lanjut mengenai reksa dana, silakan email ke farah.dini@janus.co.id.
Selamat berinvestasi!
Farah Dini Novita, BA(Hons), RFA, CFP
Senior Advisor
Zelts - Janus Consulting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar