Kenali, 3 Gejala Awal Terserang Diabetes

Diabetes menjadi salah satu penyakit dengan jumlah penderita cukup besar saat ini. Penyakit kelebihan gula dalam darah ini kerap muncul dengan kondisi tipe 2. Artinya, diabetes tipe 2 tidak berasal dari faktor keturunan dan lebih dipicu oleh gaya hidup tidak sehat.

Berbagai faktor bisa menjadi penyebab seperti jarang berolahraga, obesitas, doyan makan manis, sering begadang, dan sebagainya. Akumulasi dari kebiasaan tidak sehat ini lantas kelamaan menjadikan fungsi insulin menjadi resistan. Insulin tidak mampu lagi memecah gula yang masuk ke dalam tubuh.

Berbagai efek samping bisa terjadi. Dalam kondisi parah, penderita diabetes menjadi berisiko mengalami luka yang mudah membusuk. Karena kadar gula darah cukup tinggi, kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka menurun. Akibatnya luka memburuk dan bisa jadi berakibat proses amputasi terpaksa dilakukan. Bagian tubuh yang kerap mengalami masalah pembusukan luka pada penderita diabetes adalah kaki.

Dengan demikian, seseorang perlu mengenali gejala awal hadirnya diabetes di dalam dirinya. Jika Anda mengalaminya, segera periksakan kondisi gula darah Anda dan konsultasikan dengan dokter penyakit dalam. Dikutip dari Jaring News, diabetes biasa muncul dengan menimbulkan tiga gejala berikut:

1. Poliuri. Kondisi pradiabetes sering diawali dengan keinginan seseorang untuk lebih kerap membuang air seni terutama di malam hari. Jumlah yang dikeluarkan cukup banyak sebagai akibat dari tidak mampunya ginjal menyaring banyaknya gula dalam darah. Agar urin ini nantinya tidak pekat, maka ginjal melakukan penyerapan air dari tubuh sehingga menimbulkan keinginan untuk sering buang air kecil.
2. Polidipsi. Banyaknya gula dalam darah juga membuat tubuh turut menggunakan cadangan air yang tersedia. Hal ini akan menimbulkan efek samping rasa haus yang cukup kuat. Orang dengan kondisi awal diabetes cenderung selalu haus dan ingin selalu minum.
3. Polifagi. Kondisi pradiabetes juga hadir dengan gejala mudah lemas. Ini terjadi karena sel tubuh kurang mampu menyerap gula secara baik. Akibatnya, tubuh menjadi minim energi dan ikut menimbulkan rangsangan ingin makan. Oleh sebab itu, penderita akan lebih banyak makan.