Senin, 04 Mei 2020
Ka'bah Disterilkan dengan Teknologi Ozon, Seperti Apa Bentuknya?
Pandemi virus corona
mengharuskan tiap negara berusaha maksimal melakukan pencegahan
penularan COVID-19.
Hal ini dilakukan Pemerintah Saudi dengan menjaga
kebersihan Ka'bah yang terletak di Masjidil Haram, Mekah.
Dalam
tweet yang diunggah Saudi Press Agency di @SPAregions, Presiden Umum
Urusan Masjid Agung dan Masjid Nabi di Mekah dan Medina, Arab Saudi,
Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais ikut serta dalam sterilisasi Ka'bah.
Dia tampak menggunakan teknologi baru untuk membersihkan kiblat seluruh muslim saat sholat.
"Presiden
Umum Dua Masjid Suci meluncurkan teknologi sterilisasi baru (Ozon
Tech)," tulis kantor berita SPA dalam Twitternya.
Ozon tech atau teknologi ozon yang digunakan untuk membersihkan Ka'bah ternyata bukan metode baru dalam sterilisasi.
Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC, ozon
menjadi salah satu metode dalam panduan disinfeksi dan sterilisasi
fasilitas kesehatan.
Partikel ozon sebelumnya digunakan sebagai
dalam usaha disinfeksi air minum selama beberapa tahun.
Ozon berasal
dari oksigen yang diberi energi tambahan hingga molekulnya terpisah.
Molekul tersebut kemudian menempel pada yang masih berpasangan hingga
menjadi O3.
Hasilnya Ozon adalah oksigen dengan molekul O tambahan
yang tidak terikat dengan kuat.
Tambahan O ini siap menempel dan
menimbulkan reaksi oksidasi pada molekul lain.
Reaksi inilah yang
kemudian membunuh berbagai jenis mikroorganisme yang merugikan
kesehatan.
Namun ozon atau trioksigen untuk sterilisasi ini bersifat sangat tidak stabil.
Sterilisasi
dengan ozon disahkan FDA pada Agustus 2003 untuk membersihkan peralatan
medis yang digunakan ulang.
Penggunaan sterilisasi ozon terbukti efektif
digunakan pada berbagai bahan peralatan medis yaitu stainless steel,
titanium, anodized aluminum, keramik, kaca, silica, PVC, Teflon,
silikon, polypropylene, polyethylene, dan acrylic.
Penggunaan ozon
untuk sterilisasi yang mencegah penyebaran virus corona, telah
direkomendasikan profesor Zhou Muzhi ketua Cloud River Urban Research
Institute.
Tulisan ini diunggah di situs China.org.cn.
Menurut Muzhi, ada tiga alasan yang menyebabkan ozon sebaiknya digunakan dalam usaha sterilisasi.
Alasan pertama adalah molekul ozon bisa menjangkau seluruh wilayah
tanpa kecuali.
Ozon yang diproduksi ozone generators atau electrostatic
air purifiers mampu membersihkan hingga area yang tersembunyi.
Kelebihan
ini tidak dimiliki sinar ultraviolet yang pergerakannya terbatas,
sehingga menyisakan tempat yang belum disterilisasi.
Kelebihan
lain adalah tidak menyisakan zat beracun yang berbahaya bagi lingkungan
sekitar.
Ozon berbeda dengan cairan pembersih kimia dengan efek samping
yang mungkin berbahaya.
Dampak negatif tersebut tak hanya ditimbulkan
cairan pembersih, tapi juga residu yang dihasilkan dari reaksi kimia.
Penggunaan zat kimia berbahaya untuk sterilisasi, kini harus mulai
diperhatikan dampaknya di tengah pandemi COVID-19 yang belum selesai.
Penggunaan ozon untuk sterilisasi
juga dinilai nyaman bagi masyarakat umum atau pekerja medis.
Ozon
dihasilkan alat yang penggunaannya sangat praktis sesuai kebutuhan
masyarakat.
Untuk kamar atau tempat tinggal, bisa digunakan ozone
generators dengan kapasitas terbatas.
Sedangkan untuk fasilitas umum
atau transportasi bisa digunakan ozon generators berkapasitas lebih
besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar