Wacana merger Gojek dan Grab disebut bakal terganggu oleh Alibaba, perusahaan milik Jack Ma.
Kok bisa? Seperti diberitakan, dua raksasa transportasi online itu kabarnya tengah mempertimbangkan opsi untuk bersatu.
Nah, wacana merger itu disebut bisa saja terganggu karena Alibaba disebut bakal menyuntikkan dana ke Grab.
Nilainya tak main-main, mencapai USD 3 miliar atau sekitar Rp 44,5 triliun, dan investasi ini disebut bakal memperumit merger yang disebut bakal terjadi antara Gojek dan Grab.
Dilansir Bloomberg, Alibaba tengah berdiskusi dengan Grab mengenai kemungkinan investasi sebesar USD 3 miliar tersebut, yang sebagian akan digunakan untuk mengambil saham Grab yang dipegang oleh Uber.
Saat ini, Uber memang memegang saham Grab sebesar 23,2%, yang mereka pegang sejak akhir 2018 lalu saat mereka hengkang dari Asia Tenggara.
Saham tersebut membuat Grab harus membayar USD 2 miliar ke Uber jika mereka tak go public, atau menjual sahamnya ke pasar modal, pada Maret 2023.
"Jikalaupun merger Grab dan Gojek tidak cukup sulit, masuknya Alibaba dan bisnis terasosiasinya akan meningkatkan pemeriksaan regulator," cetus Justi Tang, direktur United First Partners.
Kemungkinan investasi Alibaba ke Grab ini muncul tak lama setelah wacana merger Gojek dan Grab kembali ramai jadi bahan perbincangan.
Merger ini kabarnya atas arahan dari para pemegang saham, termasuk SoftBank.
Langkah ini dibahas karena perusahaan mengalami kerugian akibat pandemi virus Corona yang terjadi.
Pandemi ini membuat sejumlah negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia melakukan pembatasan sosial.
Kedua perusahaan ride hailing tersebut mengalami pendapatan yang turun dan hanya mengandalkan layanan pengiriman makanan saat adanya pembatasan sosial.
Saat ini valuasi Grab ditaksir menyentuh USD 14 miliar dan Gojek USD 10 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar