Data milik Embraer bocor ke publik.
Perusahaan asal Brasil pembuat pesawat terbesar ketiga di dunia setelah Boeing dan Airbus ini menjadi korban serangan ransomware.
Penjahat cyber yang terlibat dalam peretasan ini telah membocorkan beberapa file pribadi perusahaan sebagai balas dendam karena pihak Embraer menolak bernegosiasi.
Seperti dikutip dari ZDNet, Embraer lebih memilih untuk memulihkan sistem dari backup tanpa membayar tebusan ransomware seperti yang diminta si pelaku peretasan.
File milik Embraer ini dibagikan di website yang dihosting di dark web dan dikelola oleh kelompok peretas bermodus ransomware yang menamakan diri RansomExx, dikenal juga sebagai Defray777.
Data yang diunggah di website ini antara lain meliputi detail karyawan, kontrak bisnis, foto simulasi penerbangan, dan kode sumber.
Hal ini memperlihatkan bahwa peretas berhasil mencuri data dari server perusahaan.
Embraer pun merilis pernyataan resmi, mengakui adanya pelanggaran keamanan. Namun Embraer tidak mengonfirmasi bahwa insiden itu tidak melibatkan ransomware atau pencurian data.
Disebutkan Embraer, pelaku kejahatan hanya memiliki akses ke satu lingkungan, dan insiden ini hanya berdampak sementara pada beberapa operasional perusahaannya.
Untuk diketahui, Embraer juga merupakan salah satu dari tiga perusahaan yang datanya bocor selama akhir pekan lalu di situs kebocoran RansomExx.
Kelompok peretas RansomExx menggunakan situs tersebut sebagai cara menekan korban agar menuruti permintaan mereka.
Selama proses negosiasi, Embraer berulang kali diperingatkan bahwa data mereka akan dibocorkan jika menolak memberikan tebusan.
Bocornya data
ini membuat kompetitor bisa mengunduhnya, atau kan menyebabEmbraer
terjerat hukum perlindungan data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar