Fans Napoli mengenang Diego Maradona dengan meletakkan foto sang legendar di sekitar stadion San Paolo
Nyala Lilin Abadi di Buenos Aires Gairah sebagai sosok Robin Hood yang merampas kekayaan penduduk
Italia Utara dan mempersembahkannya untuk masyarakat selatan negara
semenanjung berbentuk sepatu tersebut itulah yang menjadi bahan bakar
Maradona ketika tampil impresif juga di Mexico 86, setahun sebelum
Napoli menjadi kampiun Serie A. Sayangnya kejayaan bersama kaum
pinggiran ini menjadi satu paket dalam cerita sisi gelap yang dialaminya
bersama Giuliano. Klan Camorra, yang hidup dari uang preman dari hasil
mengutip omset mayoritas perdagangan komoditas yang masuk di pelabuhan
Italia Selatan, berusaha menyandera Maradona. Maradona dijerat
dengan kokaina dan wanita. Kejahatan bisnis Camorra itulah yang terus
menghantui kiprah kesehatan mental dan fisik sang bintang, bahkan sampai
ketika ia pergi meninggalkan Napoli setahun setelah Piala Dunia 1990. Pada panggung Italy 90 uniknya Maradona pun memecah dua bumi Tricolore
ketika Argentina jumpa Italia di semifinal. Bayangkan, duel
hidup-mati ini terjadi di kandang Napoli, San Paolo, yang dipadati 60
ribu penonton. Mayoritas warga Italia selatan di luar stadion dan di
depan layar kaca saat itu malah mendukung Maradona dan Argentina sebagai
bentuk balas dendam kepada kaum menengah dan elite negerinya yang
bertahun-tahun merendahkan mereka. Argentina pun lolos ke final setelah
menang adu penalti. Hanya figur sekelas dewa sajalah yang punya
kemampuan mengaduk-aduk perasaan seperti yang Maradona lakukan kepada
orang Spanyol, Italia, Argentina, hingga seluruh penghuni planet bumi. Ribuan lilin menyala abadi di Buenos Aires dan Napoli sejak kepergiannya
pekan ini. Keluarga dekat menyebut almarhum pergi Rabu malam
pekan ini karena gerogotan gaya hidup urakan yang mengkonsumsi ketahanan
fisiknya, saya menilai ia meninggal karena efek kehebatannya di dalam
dan luar lapangan. Semangat kaum pinggiran yang mendarahi gemerlap
kariernya juga membuatnya terperosok ke dalam dunia penuh narkotika. Sang dewa tenggelam dalam lautan kesaktiannya. Saya tidak akan
melupakanmu Maradona, kau satu-satunya pahlawan sepak bola yang akrab
berangkulan dengan gelap dan terang. Tak ada yang lain. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar