Sejak 2015, lusinan mobile Street View milik Google
dengan sensor polusi telah melintasi sepanjang jalan kota-kota di
seluruh dunia. Mulai dari Oakland hingga Sydney mereka melacak kualitas
udara di sepanjang kota-kota tersebut. Mereka juga bekerja sama
dengan Kota Kopenhagen, Universitas Ultrecht, dan Universitas Aarhus
untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas udara di kota. Hasilnya pun
tidak terlalu baik, mengingat Kopenhagen memiliki kepadatan penduduk
yang luar biasa. Memang benar, mobil Street View yang melintas
untuk mengukur kualitas udara, tidak langsung dapat mengatasi masalah
terkait polusi udara. Namun data yang berhasil dikumpulkan oleh Google
bisa digunakan pemerintah setempat untuk merencanakan kota dengan lebih
baik, dilansir dari Makeuseof. "Kami menemukan bahwa jalan akses utama Kopenhagen memiliki partikel
ultra halus dan nitrogen dioksida (NO2) hampir tiga kali lebih banyak,"
tulis Google. "Tingkat karbon hitam lima kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah pemukiman yang jarang dilalui," tambahnya. Para
perencana kota memang tidak bisa begitu saja menyuruh orang berhenti
datang ke Kopenhagen. Alternatif lainnya, mereka dapat membangun
pemukiman, pendidikan dan tempat rekreasi di wilayah dengan polusi udara
lebih rendah. Kurang lebih selama enam tahun terakhir, mobil Street View
telah mengumpulkan data lebih dari 100 juta pengukuran kualitas udara. Upaya ini dilakukan untuk memberikan peta dengan kualitas udara
terperinci kepada semua orang. Tujuannya untuk membantu pemerintah
dan komunitas, membuat perubahan yang dapat membantu penduduk kota
menghirup udara lebih bersih. "Kami juga berencana untuk
melengkapi lebih banyak mobil Street View dengan kemampuan mengukur
kualitas udara. Sehingga kami dapat berbagi informasi kualitas udara di
wilayah tersebut," tulis Google. Google
berharap dengan informasi yang disampaikan terkait kualitas udara,
dapat menciptakan kota yang dapat melindungi kesehatan semua orang. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar