# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Senin, 05 Juli 2021

Kabar Gembira! Vaksin COVID Tanpa Suntik Mulai Diuji Coba

Vaksin COVID nantinya akan menjadi semakin canggih. Vaksin tanpa suntik kini mulai diuji coba. Wah, kalau bukan disuntik, bagaimana cara vaksinnya bisa masuk ke dalam tubuh?

 

Uji coba vaksin COVID tanpa suntik ini dilakukan di Australia. 

 

Uji coba vaksin COVALIA fase 1 digelar serentak di 3 tempat yaitu Scientia Clinical Research di Sydney, Telethon Kids Institute di Perth, dan Women's and Children's Hospital di Adelaide.

 

Vaksin ini berbasis gen menggunakan sekuens DNA virus SARS-CoV2. 

 

Dilansir dari News.com Australia, vaksin ini tidak memakai suntikan, melainkan jet spray atau semprotan bertekanan tinggi.

 

Saat disemprot dengan tekanan tinggi, vaksin akan menembus ke dalam kulit. Vaksin akan diserap sel tubuh. Kode DNA akan menghasilkan protein yang memicu imunitas tubuh.


Vaksin semprot ini sudah dipakai teknologinya di Amerika, namun baru diuji di Australia. Uji coba ini dipimpin oleh University of Sydney.

 

Vaksin COVALIA dirancang oleh perusahaan bioteknologi Technovalia dan rekanan BioNet yang mengembangkan vaksin DNA.

 

Dalam uji coba tahap satu, dibutuhkan 150 relawan. Setiap orang diberikan 2 dosis vaksin dengan jeda waktu 1 bulan. Jika sukses, maka akan berlanjut dengan fase 2.


"Study COVALIA ini adalah tonggak sejarah yang penting,"kata Kepala peneliti University of Sydney, Nicholas Wood.

 

Sementara, peneliti dari Telethon Kids Institute, Peter Richmond mengatakan pentingnya mengembangkan vaksin COVID-19 untuk respons imunitas dan keamanan yang lebih baik bagi semua orang.

 

"Menyediakan vaksin yang lebih beragam modelnya akan meningkatkan kapasitas vaksin global untuk memastikan semua orang bisa mendapatkan imunisasi," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense