Inggris tidak akrab dengan drama adu penalti, itu sudah tercatat dalam sejarah. Setidaknya ada lima kekalahan yang mereka alami gara-gara duel tos-tosan ini.
Ironis memang kalau melihat Inggris, terutama di pentas-pentas bergengsi.
Negara Eropa yang satu ini dikenal sebagai pencetus olahraga sepak bola, namun sangat jarang berhasil mendapatkan trofi yang membanggakan.
Berasarkan catatan, the Three Lions baru meraih satu trofi bergengsi di dunia sepak bola yang asalnya dari pentas Piala Dunia. Itupun gelar tersebut didapatkan pada tahun 1966 lalu.
Selebihnya, Inggris cuma bisa jadi penghibur semata.
Mereka bahkan belum pernah mengangkat gelar Piala Eropa semenjak kompetisi tersebut bergulir. Tahun ini, mereka punya peluang untuk menghapus kutukan tersebut.
Sayang, Inggris lagi-lagi gagal. Mereka dipaksa bertekuk lutut oleh Italia lewat drama adu penalti dengan skor 2-3.
Hasil itu didapatkan setelah tiga eksekutor Inggris, Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka gagal menunaikan tugasnya.
Kekalahan ini semakin menegaskan kalau Inggris memang tidak akrab dengan drama adu penalti.
Planet Football telah menghimpun lima pertandingan di mana Inggris tumbang dalam drama adu penalti selain final Euro 2020. Berikut informasinya.
Portugal vs Inggris (Euro 2004)
Keyakinan publik melihat Inggris memutus kutukan di Piala Eropa sangat tinggi pada edisi ini.
Bagaimana tidak, the Three Lions diperkuat oleh sejumlah pemain ternama seperti Wayne Rooney, Davic Beckham, Frank Lampard hingga Steven Gerrard.
Banyak yang melabeli skuat ini sebagai 'generasi emas'.
Apalagi pemain-pemain di atas sedang berada di masa puncaknya. Dua kemenangan dari tiga laga membuat Inggris berhasil melaju ke babak perempat final.
Michael Owen membuat Inggris unggul 1-0 sebelum Helder Postiga menyamakan kedudukan.
Lalu, pada menit ke-90, gol Sol Campbell dianulir hingga menimbulkan kontroversi.
Kedua negara sama-sama mencetak gol di babak extra time yang memaksa pertandingan berlanjut ke drama adu penalti.
Kegagalan Darius Vassel membuat skor 5-5 bertahan. Portugal dengan yakin mengusung sang kiper, Ricardo, untuk mencetak gol keenam.
Dan pada akhirnya, Inggris terpaksa menerima kenyataan bahwa mereka berhenti di perempat final.
Portugal vs Inggris (Piala Dunia 2006)
Inggris masih diperkuat oleh generasi emas dan percaya diri melenggang ke pentas Piala Dunia 2006.
Setelah melalui fase grup dan 16 besar, mereka kembali dihadapkan dengan mimpi buruk dua tahun lalu: Portugal.
Dan lagi-lagi, the Three Lions harus bermain sampai drama adu penalti setelah dipaksa menerima skor imbang 0-0.
Dewi Fortuna sangat dibutuhkan untuk menang. Namun sayangnya, sang dewi tidak berpihak kepada mereka.
Tiga dari empat eksekutor Inggris gagal menunaikan tugasnya. Mereka adalah Frank Lampard, Steven Gerrard beserta Jamie Carragher.
Eksekusi penalti Cristiano Ronaldo membuat Inggris kembali menelan kekalahan dengan skor 1-3.
Inggris vs Argentina (Piala Dunia 1998)
Pertandingan yang satu ini cukup banyak dibahas oleh para pecinta sepak bola.
Pada momen inilah, publik melihat David Beckham tenggelam dalam penyesalan karena mendapatkan kartu merah di awal babak kedua.
Duel berlangsung intens, di mana babak pertama berakhir dengan skor imbang 2-2.
Walau bermain dengan 10 orang, the Three Lions mampu mempertahankan kedudukan hingga babak adu penalti.
Penenang ke-2 masing-masing tim, Hernan Crespo dan Paul Ince, sama-sama gagal.
Kedudukan imbang bertahan sampai penendang ke-5. Roberto Ayala mencetak gol, namun David Betty tidak. Inggris pun kalah dengan skor 3-4.
Inggris vs Jerman Barat (Piala Dunia 1990)
The Guardian mendeskripsikan keraguannya terhadap Inggris dengan kalimat: "campuran wajah lama dan baru yang menuju tujuan yang sama, tapi hampir tidak menjadi sebuah tim.
Tapi Inggris mampu menjawab keraguan tersebut.
Mereka berhasil mencapai babak semifinal Piala Dunia 1990 setelah meraih kemenanan dramatis atas Belgia dan Kamerun.
Sedihnya, perjalanan mereka terhenti dalam drama adu penalti setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal melawan Jerman Barat.
Jerman Barat tanpa kesulitan menceploskan bola lewat Olaf Thon, Karl-Heinz Riedle, Lothar Matthaus, dan Andreas Brehme.
Sementara Inggris cuma bisa mencetak gol lewat David Platt, Peter Beardsley, dan Gary Lineker. Dua penendang yang gagal melaksanakan tugas adalah Stuart Pearce dan Chris Waddle.
Inggris vs Jerman (Euro 1996)
Kekalahan enam tahun sebelumnya tidak lagi terlihat dalam wajah Inggris. Mereka menyambut pertandingan melawan Die Panzer di babak semifinal Euro 96 dengan optimis.
Keyakinan meninggi setelah Alan Shearer mencetak gol tiga menit setelah laga dimulai.
10 menit kemudian, Jerman berhasil membalas melalui aksi Stefan Kuntz.
Kendati demikian, keyakinan tidak sirna begitu saja. Bagaimanapun Inggris bertindak sebagai tuan rumah di kompetisi kali ini.
Pertandingan berlanjut hingga ke babak adu penalti karena skor imbang 1-1 bertahan.
Di sinilah, Gareth Southgate harus merasakan pil pahit karena menjadi satu-satunya yang gagal dari enam penendang Inggris.
Southgate mencoba menghapus kenangan buruk itu di edisi Euro 2020. Sedihnya, tiga dari lima penendang penalti yang ia usung gagal melakukan tugasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar