# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Minggu, 06 Maret 2022

Kisah Ayah Kandung Steve Jobs, Abdul Fattah Jandali Dari Suriah

Konon, ada dua hal yang mengubah dunia, 'Apel' yang jatuh dan menginspirasi Isaac Newton, lalu 'Apple' dari Steve Jobs.



Tentu, banyak orang yang menggunakan teknologi buatan Apple dan merasa terbantu.



Sosok, Steve Jobs pun dirasa memiliki kharisma yang besar.


Tak mengherankan, semakin banyak orang yang penasaran tentang kehidupan Steve Jobs, bahkan sampai ke urusan ayah biologisnya yang ternyata adalah pria berdarah Suriah.




Ayahnya bernama Abdul Fattah Jandali.

Dalam interview bersama Fortune Magazine, Jandali pernah menceritakan kehidupan keluarganya.



Ia menuturkan bahwa ia lahir di Homs, Suriah. Umur 18 tahun, Jandali pergi ke Beirut untuk melanjutkan studinya di University of Beirut.



Tetapi, karena situasi politik, Jandali terpaksa terbang ke Amerika Serikat du 1954 di mana ia tinggal dengan salah satu kerabatnya yang merupakan duta besar Suriah, Najm Eddin al Rifai, di New York.


Jandali kemudian menghabiskan waktu mengemban pendidikan di Colombia University, berlanjut ke Wisconsin University lewat beasiswa dalam jurusan ilmu ekonomi dan politik.



Saat menempuh pendidikan di Wisconsin, Jandali mengencani wanita Jerman-Swiss Joanne Carol Schieble.



Joanne hamil tetapi ayahnya menolak untuk mengizinkannya menikahi Jandali.




Jandali pun meninggalkan Joanne beberapa hari sebelum kelahiran bayi laki-laki pada tahun 1956.



Dia tidak pernah melihat putranya itu


Joanne menempatkan anaknya yang baru lahir untuk diadopsi di San Francisco dan segera, pasangan, Paul dan Clara Jobs, mengadopsi anak itu.



Ya, anak itu adalah Steve Jobs.


Beberapa bulan setelah adopsi, Jandali muncul kembali dalam kehidupan Joanne dan mereka menikah.




Setahun kemudian, mereka memiliki seorang gadis yang mereka beri nama Mona.




Tak sayang, setelah itu, dia mulai menghadapi masalah keuangan dan terpaksa untuk melakukan perjalanan ke Suriah dengan harapan dia bisa mendapatkan pekerjaan.




Tapi ia tidak berhasil menjadi diplomat, seperti keinginannya.




Akhirnya, ia bekerja sebagai direktur di kilang minyak di Homs selama satu tahun.



Selama waktu ini, ia berpisah dari istrinya dan kemudian mereka bercerai.



Pada tahun 1962, Jandali kembali ke AS tetapi tidak menghubungi Joanne, yang telah menikah lagi dengan seorang pria kebangsaan Amerika.



Dia mengetahui hal ini beberapa tahun kemudian. Jandali akhirnya bekerja
sebagai asisten profesor di Michigan University dan kemudian Nevada University.


Waktu berlalu, Jandali membeli sebuah restoran.



Ia lalu bekerja sebagai direktur di perusahaan dan institusi terkemuka di Las Vegas sebelum kembali ke industri restoran di mana dia membuka dua restoran di Reno sebelum bergabung dengan Boomtown Casino and Hotel.



Jandali dalam sebuah wawancara mengatakan dia tidak pernah lagi mengunjungi Suriah dan Lebanon dalam 35 tahun terakhir.



Juga, ia tidak pernah bertemu putranya yang terkenal, Steve Jobs. Demikian dikutip dari Al Arabiya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense