Untuk menyelidiki hubungan antara obesitas dan jerawat, peneliti melakukan riset yang melibatkan 3.600 remaja Norwegia berusia 18-19 tahun.
Semua partisipan ditanyai mengenai kebiasaan minum atau merokok, riwayat tekanan mental dan kebiasaan pola makan, terutama gula, permen, coklat, keripik kentang, lemak ikan dan sayuran.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of Dermatology menunjukkan bahwa sekitar 10 persen remaja putri dan lebih dari 15 persen remaja putra dilaporkan memiliki kelebihan berat badan. Totalnya ada 13 persen dari semua remaja putri yang memiliki jerawat. Namun, saat melihat remaja putri yang obesitas, angka ini naik menjadi 19 persen.
"Hal ini bisa terjadi karena berlebihnya jumlah hormon androgen yang disebabkan oleh obesitas yang memiliki efek aditif lebih besar pada jerawat," kata Dr Robert Kirsner, profesor dan wakil ketua departemen dermatologi dan bedah kulit University of Miami Miller Shool of Medicine.
Seperti yang dilansir medicmagic, Dr Robert menambahkan bahwa ada kemungkinan bahwa efek psikologis akibat kelebihan berat badan pada remaja putri lebih besar dibandingkan remaja putra, yang memicu peningkatan hormon stres, sehingga muncullah jerawat.
Para peneliti dari Departemen Dermatologi Oslo University Hospital menunjukkan sekitar 10-20 persen remaja yang memiliki masalah jerawat ringan hingga berat mengalami psikologis yang serius akibat kurang percaya diri dan sulit bersosialisasi.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar