Ya, Google Glass memang seperti kacamata futuristik dengan kemampuan melihat gambar, memutar video dan membaca pesan. Lebih dari itu? Mungkin saja, karena Google sendiri masih akan terus mengembangkannya sebelum siap dilempar secara luas.
Banyak orang yang berdecak kagum melihat karya Google tersebut, walaupun tak sedikit juga yang mencibirnya.
Lika-liku dan perjalanan Google Glass ini pantas disimak untuk mengetahui seberapa ambisusnya proyek ini bisa berhasil. Berikut perjalanan serta serba-serbinya yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Ambisi Google
"Selain itu kami membuat device ini agar bisa digunakan oleh banyak orang dengan dua tujuan. Pertama, kami ingin piranti ini dapat menjadi alat komunikasi bergambar dimana terhubung dengan gambar dan video," katanya.
Tujuan kedua, adalah misi besar kami dimana kami menginginkan teknologi dapat mengakses informasi dengan sangat, sangat cepat. Jadi ketika Anda mendapatkan pertanyaan, maka dengan mudah dan segera mendapatkan jawabannya.
2. Pertunjukan Google Glass
Pertama kali Sergey memakai Google Glass di hadapan publik saat acara Foundation Fighting Blindness di San Francisco, tanggal 5 April 2012. Saat itu pemberitaan langsung tertuju ke gadget anyar tersebut.
Tak sampai di situ, Sergey kembali mendemokan kehebatan purwarupa produknya pada tanggal 23 Mei 2012 di acara talkshow televisi The Gavin Newsom Show.
Hingga puncaknya, saat kacamata pintar ini kembali dipamerkan di ajang pertemuan developer Google I/O di mana ketika itu piranti ini semakin mendekati kata sempurna.
3. 'Otak' di Balik Google Glass
Babak Parviz sebelumnya adalah seorang professor yang mengajar di Universitas di Washington. Dia menjadi salah satu orang yang mengerjakan teknologi augmented reality di dalam lensa kotak.
Awal bergabung dengan proyek ini, Babak bahu-membahu mewujudkan kacamata pintar ini bersama Steve Lee dan Sebastian Thrun yang memimpin Google X -- lab rahasia Google untuk mengembangkan cikal bakal kacamata pintar.
Lensa kontak bionik yang sempat dikembangkan olehnya ini berfungsi memberikan tampilan virtual yang bisa memiliki berbagai kegunaan dari membantu tunanetra untuk industri video game.
Perangkat akan memiliki bentuk lensa kontak konvensional dengan menambahkan teknologi bionik.
4. Kemampuan Google Glass
Beberapa di antaranya,
5. Pesaing Bermunculan
Apple pun diyakini menggarap kacamata futuristik serupa. Bahkan kabarnya, Apple telah lebih dulu memiliki paten atas perangkat ini di Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar