# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Kamis, 04 April 2013

Membuang Peluang, Orang-orang Ini Gagal Jadi Miliuner Teknologi

Salah mengambil keputusan, akhirnya orang-orang ini gagal menjadi super kaya di jagat teknologi. Ya, ini mungkin akan menjadi penyesalan terbesar mereka sepanjang hidup.

Siapa yang bisa meramal masa depan dengan tepat? Seperti bagaimana 10 tahun lalu banyak yang memandang sebelah mata cikal bakal Facebook yang digagas mark Zuckerberg.

Jangankan mengucurkan dana untuk investasi, sekadar membantu proyek Facebook yang saat itu masih 'prematur' pun enggan.

Andai mereka tahu dalam beberapa tahun setelahnya, Facebook akan menjadi situs jejaring sosial terbesar di dunia yang bernilai sangat mahal.

Ya, penyesalan memang selalu datang terlambat. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Keputusan keliru yang diambil orang-orang ini malah berujung kegagalan bagi mereka untuk menjadi kaya raya.

Mau tahu siapa saja dan seperti apa kisahnya? Berikut seperti dilansirBusiness Insider :



1. Bosnya Steve Jobs

Nolan Bushnell merupakan pendiri Atari, mesin game legendaris yang kini sudah terkubur popularitasnya.

Selain sebagai founder Atari, Bushnell ternyata juga tercatat menjadi salah satu bos pertama dari Steve Jobs, sang pendiri Apple.

Andai Bushnell dulu mengambil peluang untuk mengucurkan investasi sebesar USD 50 ribu kepada Apple yang saat itu baru dirintis, mungkin ia kini sudah memiliki sepertiga saham produsen iPad dan iPhone itu.

Hanya saja pada kenyataannya, Bushnell menampik peluang emas tersebut dengan mengatakan 'tidak'. Padahal Apple, yang dulu ditolaknya, kini sudah bernilai lebih USD 400 miliar.

2. Kehilangan USD 40 Miliar

Nasib Ronald Wayne kurang lebih sama seperti Nolan Bushnell. Hanya saja, Wayne pernah tercatat sebagai salah satu pemilik Apple dengan jumlah saham 10%.

Namun pada saat Apple berumur dua minggu. Wayne malah buru-buru menjual seluruh saham Apple yang dimilikinya tersebut.

Dengan transaksi itu, Wayne lantas mendapatkan dana segar USD 1.500. Tentu saja jumlah itu sangat jomplang dengan harga saham Apple saat ini.

Padahal jika Wayne lebih bersabar dan tetap menggenggam sahamnya, maka ia bisa memiliki kekayaan sebesar USD 40 miliar dari 10% saham Apple yang dulu pernah dimilikinya.

3. Menolak Steve Wozniak Lima Kali

Sebelum mendirikan Apple atau tepatnya pada tahun 1970-an, Steve Wozniak sempat bekerja di Hewlett-Packard (HP) dengan bertugas sebagai desainer engineering kalkulator.

Pun demikian, untuk melepaskan ide kreatifnya, di waktu senggang Woz coba mencurahkan kepintarannya dengan menciptakan PC yang belakangan menjadi cikal bakal komputer Apple 1.

Namun sebelumnya, Woz tercatat telah meminta kepada mantan CEO HP John Young untuk memproduksi PC besutannya.

Tetapi apa kata Young? Tidak! Dan proses permintaan-penolakan itu dilaporkan berlangsung lima kali.

Sampai akhirnya Woz hengkang dari Hewlett-Packard untuk merintis Apple dengan Steve Jobs. Dan komputer Apple 1 yang ditolak lima kali oleh bos HP malah menjadi batu loncatan Apple untuk mendobrak industri komputer dunia.

4. Enggan Menolong Mark Zuckerberg

Sebagai anak yang baik, kita sering kali dikatakan harus menuruti saran orangtua. Nah, itulah yang dilakukan oleh Joe Green, mantan teman sekamar Mark Zuckerberg saat kuliah.

Green dilaporkan menolak tawaran Zuck untuk membantunya saat awal-awal merintis Facebook. Keduanya kebetulan sama-sama kuliah di Harvard.

Saat itu, cikal bakal Facebook masih bernama Facemash, dan pastinya masih dipandang sebelah mata.

Saat Zuck meminta Green untuk membantunya menggarap Facebook, ayah Green kebetulan mengetahui tawaran ini. Dan sang ayah tidak setuju jika anaknya mengerjakan proyek tersebut bersama Zuck.

Padahal andai saja Green menerima tawaran Zuck, maka kira-kira ia akan memiliki sekitar 5% saham Facebook. Dimana hari ini, jumlah saham tersebut sudah bernilai USD 3 miliar.

5. Yahoo Mentahkan USD 44 Miliar

Pada tahun 2009, CEO Yahoo Jerry Yang dengan percaya diri menampik tawaran akuisisi dari Microsoft yang menyodorkan angka USD 44,6 miliar.

Saat itu, popularitas Yahoo memang tengah menjulang, dengan harga saham USD 31 per lembar.

Keputusan Jerry pada akhirnya membuat investor lain kecewa. Banyak dari mereka yang sejatinya menginginkan Yahoo dilego.

Drama raksasa mesin pencari internet ini lantas membuat Jerry melepas jabatan CEO. Popularitas Yahoo pun semakin tertinggal dari Google.

Yahoo sendiri kini berada di bawah kendali CEO Marissa Mayer. Adapun harga saham mereka berada di kisaran USD 23 per lembar.

6. Viddy yang Pergi dari Twitter

Di dunia startup, nama Viddy sejatinya pernah mencuat dan menjadi fenomena. Terlebih saat ramai-ramai kabar pembelian Facebook atas Instagram sebesar USD 1 miliar, popularitas Viddy ikut terkatrol.

Sebab, Viddy sering dikait-kaitkan dengan Instagram. Bahkan ada yang menyebut Viddy sebagai 'Instagram for video', dengan memiliki 30 juta pengguna.

Twitter pun diketahui kepincut dengan Viddy dan sudah menawar startup tersebut dengan angka sekitar USD 100 juta.

Namun tawaran itu ternyata tak digubris CEO Viddy Breet O'Brien. Ironisnya, setelah penolakan tersebut, popularitas Viddy justru menukik dan O'Brien kehilangan posisinya sebagai CEO.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense