Chelsea memasuki era keemasan mulai 2003, ketika sang miliuner asal Rusia Roman Abramovich membeli 90 persen saham The Blues.
Abramovich merekrut Jose Mourinho setahun kemudian, setelah pelatih asal Portugal membawa Porto menyabet gelar Liga Champions. Kombinasi pelatih ambisius dan kucuran fulus yang tak ada habisnya, Chelsea memboyong sejumlah pemain bintang untuk kemudian menjelma menjadi kekuatan baru di Liga Primer Inggris dan Eropa.
Tapi, jauh sebelum era-nya John Terry dan Frank Lampard, ada sejumlah pemain yang menjadi idola fans klub London Biru. Sebut saja Gianfranco Zola atau Bobby Tambling yang memegang rekor topskor dengan 202 golnya, sebelum akhirnya dipecahkan oleh Lampard beberapa waktu lalu.
Dalam rangka menyambut BNI Cup 2013: Indonesia All Star versus Chelsea yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai salah satu rangkaian tur Asia, Goal Indonesia menyuguhkan delapan legenda yang tentu akan selalu dikenang para pecinta The Blues.
Marcel Desailly (1998-2004) |
Profil Desailly | ||
|
Di awal kedatangan di Stamford Bridge, Desailly membantu tim yang ketika itu dibesut Denis Wise menyabet Piala Super UEFA.
Enam tahun berseragam biru, Desaille menjalin rekanan yang luar biasa bersama Frank Leboeuf dan menjadi salah satu pasangan terbaik dalam sejarahThe Blues.
Dalam perjanalanannya, Desailly memberikan titel Piala FA setelah menumbangkan Aston Villa di partai puncak pada 2000. Dari 186 pertandingan di semua kompetisi, Desailly membukukan tujuh gol untuk The Blues.
Desailly kemudian meninggalkan Stamford Bridge pada 2004 untuk bergabung dengan klub Qatar, Al-Gharafa. Dia mungkin tidak merasakan era keemasan di bawah asuhan Jose Mourinho, tapi usahanya menjadi mentor untuk John Terry bisa dirasakan sampai sekarang.
Dennis Wise (1990-2001) |
Profil Dennis Wise | ||
|
Salah satu gol paling dikenang dari Wise adalah ketika golnya menyamakan kedudukan melawan AC Milan di babak penyisihan grup awal Liga Champions, 26 Oktober 1999, sekaligus menggagalkan ambisi I Rossoneri melaju ke babak berikut.
Kesuburan Wise di depan gawang dibuktikan dengan mengukuhkan diri sebagai topskor klub di musim 1991/92 dengan 14 gol dari lini tengah. Wise juga mengapteni The Blues yang memenangkan serangkaian gelar: Piala FA pada 1997 dan 2000, Piala Liga pada 1998, Piala Winners pada 1998. Wise dua kali menyabet penghargaan pemain klub terbaik pada 1998 dan 2000 bekat konsistensinya di lapangan hijau.
Wise kemudian dilepas ke Leicester City pada 25 Juni 2001 seharga £1,6 juta karena manajer anyar Cladio Ranieri ingin mengurangi rata-rata usia pemain.
Selain kontribusi di lapangan, Wise juga dikenal sebagai figur kontroversial di luar lapangan, bahkan Sir Alex Ferguson menyebutnya bisa "memulai perkelahian di dalam rumah kosong". Kariernya di Chelsea bahkan beberapa kali dihantam masalah disipliner dan indisen tidak menyenangkan di luar lapangan. Pada 1995, dia dihukum karena menyerang seorang supir taksi di London dan diberi hukuman penjara selama tiga bulan, namun dibatalkan setelah menang di tingkat banding.
Akibat insiden tersebut, ban kapten Wise ditanggalkan oleh manajer Glenn Hoddle. Lalu pada 1999, dia dituduh menggigit pemain RCD Mallorca Marcelino Elena di Piala Winners dan selama 1998/99 dia absen di 15 pertandingan akibat suspensi.
Kerry Dixon (1983-1992) |
Profil Kerry Dixon | ||
|
Kehadiran Dixon memberikan dampak positif kepada The Blues, dia mencetak dua gol dalam debutnya melawan Derby County dan 32 gol lain di musim tersebut yang membawa klub meraih tiket promosi sebagai kampiun Divisi Dua.
Chelsea tampil garang dengan trio Dixon, Savid Speedie dan Nevin di mana ketiganya mengoleksi total hampi 200 gol dalam tiga tahun. Tampil di Divisi Satu pada musim berikutnya, Dixon juga tampil positif, mencetak gol indah lewat tendangan voli melawan Arsenal di Highbury yang berakhir imbang 1-1. Dixon kemudian finis sebagai topskor bersama (dengan Gary Lineker) setelah membukukan 24 gol dan Chelsea finis peringkat enam. Di musim yang sama, dia mencetak delapan gol tambahan di Piala Liga dan klub lolos hingga ke semi-final, namun secara mengejutkan kalah dari Sunderland. Di dua musim pertama, Dixon mengoleksi total 70 gol hanya dari 101 pertandingan.
Penampilan Dixon sempat menurutn dan nyaris menyeberang ke klub rival Arsenal, namun kesepakatan kolaps setelah adanya intervensi chairman Ken Bates. The Blues kemudian terdegradasi pada 1988, tapi sebaliknya penampilan Dixon kembali ke puncak dengan mencetak 25 gol dan Chelsea kembali ke Divisi Utama. Setahun kemudian, dia mencetak 26 gol, termasuk hat-trick di laga penutup versus Millwall, membantu Chelsea finis peringkat lima, posisi tertinggi sejak 1970.
Dengan total 193 gol, Dixon menjadi pencetak gol terbanyak ketiga dalam sejarah Chelsea, di belakang Bobby Tambling dan Frank Lampard. Dia juga masuk urutan kedelapan dalam daftar penampilan terbanyak.
Bobby Tambling (1959-1970) |
Profil Bobby Tambling | ||
|
Tambling bergabung dengan Chelsea saat usianya baru 15 tahun pada 1957. Dia melakoni debut di usia 17 pada 1959, mencetak gol di laga kontra West Ham United yang berakhir 3-2 untuk kemenangan Chelsea. Dua tahun kemudian, menyusul kepergian Jimmy Greaves ke AC Milan, dia menjadi strike rutama Chelsea dan menjadi topskor di lima musim.
Tambling ditunjuk sebagai kapten klub pada 1962 oleh manajer Tommy Docherty setelah Chelsea terdegradasi ke Divisi Dua. Sayang, meski ketajamannya di depan gawang tak perlu diragukan, Tambling hanya sekali merasakan manisnya gelar bersama Chelsea, yakni Piala Liga 1965.
Pada 1969/70 Tambling hanya tampil di tujuh pertandingan bersama Chelsea. Setelah berdebat terkait pilihan utama striker dan tak masuk dalam pemain yang tampil di final Piala FA 1970 kontra Leeds United, dia ditransfer ke Crystal Palace dengan banderol £40,000 ribu.
Gianfranco Zola (1996-2003) |
Profil Gianfranco Zola | ||
|
Dia menjadi pemain kunci di musim 1996/97, membantu Chelsea memenangkan Piala FA setelah mengalahkan Middlesbrough 2-0 di Wmbley Stadium. Salah satu gol fenomenal Zola adalah ketika melakukan backheel dan berputar 180 derajat sebelum menceploskan bola ke gawang.
Di akhir musim, dia menyabet gelar terbaik versi asosiasi penulis, satu-satunya pemain yang memenangkan penghargaan tersebut tanpa bermain penuh di Liga Inggris dan menjadi pemain pertama Chelsea yang menyabetnya.
Musim berikutnya, Zola membantu The Blues memenangkan tiga trofi tambahan, yaknik Piala Liga, Piala Winners dan Piala Super. Sayang, cedera memaksanya tak masuk starting line-up final Piala Winners kontra Stuttgart di Stockholm tapi dia menjadi pemain pengganti di babak kedua dan mencetak gol penentu kemenangan setelah masuk 30 detik. Di musim yang sama, Zola mencetak hat-trick pertama dalam kemenangan 4-0 atas Derby County di Stamford Bridge pada November 1997.
Tidak ada pemain lain yang mengenakan jersey nomor 25 milik Zola sejak kepergiannya pada 2003. Banyak yang beranggapan nomor tersebut akan dipensiunkan, namun meski kabar itu terus menyeruak pihak Chelsea tidak secara resmi menarik angka tersebut. Sampai pada tahun ini, diumumkan bahwa nomor 25 digunakan Marco van Ginkel.
Peter Bonetti (1960-1975 dan 1976-1979) |
Profil Peter Bonetti | ||
|
Mendapat julukan The Cat, Bonetti disebut-sebut sebagai salah satu kiper terbaik dalam sejarah sepakbola. Dia membawa Chelsea menyabet trofi Piala FA junior dan Piala Winners.
Chelsea memboyongnya dari Reading setelah ibunya menulis surat kepada manajer Ted Drake, meminta agar putranya mendapat kesempatan trial. Dia melakoni debut di tim utama pada 1960 dan beberapa pekan kemudian membantu The Blues memenangi Piala FA junior. Di musim berikutnya, dia menjadi pilihan utama pelatih di bawah mistar dan tampil konsisten selama 19 tahun berikutnya, meski tim sempat terdegradasi ke Divisi Dua.
Pada 1971, tim menambah gelar melalui Piala Winners setelah membekuk raksasa Spanyol Real Madrid di Athena. Itu menjadi trofi terakhirnya bersama klub, karena pada 1972 mereka kalah di final Piala Liga dan Stoke City dan di semi-final kompetisi yang sama setahun kemudian Chelsea takluk dari Norwich City. Masalah finansial dan disiplin dalam klub menggagalkan usaha mereka membangun kesuksesan.
Bonetti hengkang sebelum akhirnya balik ke Chelse pada 1976. Tiga tahun kemudian, dia memainkan laga terakhir, imbang 1-1 dengan Arsenal, melakoni total 729 pertandingan selama 19 tahun berseragam Chelsea, Hanya Ron Harris yang melampaui catatan penampilannya, dan mempertahankan lebih dari 200 pertandingan clean-sheet. Bonetti mungkin tidak datang di saat yang tepat, tapi dia tetaplah legenda klub.
John Terry (1998-sekarang) |
Profil John Terry | ||
|
Terry melakoni debut bersama Chelsea pada 28 Oktober 1998 sebagai pemain pengganti di Piala Liga kontra Aston Villa, sementara starter pertama diraihnya di putaran ketiga Piala FA saat menang 2-0 atas Oldham Athletic. Demi mendapat kesempatan reguler, Terry dipinjamkan ke Nottingham Forest pada 2000. Terry baru memulai menancapkan kariernya di Stamford Bridge di musim 2000/01, melakoni 23 pertandingan dan dipilih sebagai pemain terbaik klub saat itu.
Perkembangannya terus berlanjut selama 2001/02 dan menjadi pemain reguler di barisan belakang bersama kapten asal Prancis, Marcel Desailly. Pada 5 Desember 1001, untuk kali pertama Terry mendapat ban kapten, pada laga Liga melawan Charlton Athletic.
Menyusul pensiunnya Desailly, pelatih anyar Jose Mourinho menunjuk Terry sebagai kapten utama klub dan dia berhasil membawa Chelsea menyabet gelar Liga Primer dengan rekor pertahanan terbaik sebagai tim paling banyak clean-sheet dan poin tertinggi dalam sejarah Football League. Singkat cerita, pada 31 Desember 2011 pada laga kandang kontra Aston Villa, Terry mengapteni Chelsea untuk ke-400 kalinya, sebuah rekor tersendiri bagi The Blues.
Sejak membela tim pada 1998, pemain 32 tahun melakoni 474 pertandingan, 55 gol dan total 14 gelar di semua kompetisi. Terry kemudian mengumumkan pensiun dari tim nasional Inggris pada 23 Septem 2012.
Frank Lampard (2001-sekarang) |
Profil Frank Lampard | ||
|
Bergabung sejak 2001 dari West Ham United, total sudah 11 trofi yang diberikan Lampard untuk Chelsea; tiga di Liga Primer, empat Piala FA, satu Liga Champions, satu Liga Europa, dua Piala Liga dan dua Community Shield. Gelar individu? Jangan ditanya, mulai dari pemain terbaik Liga Primer sampai Man of the Match Liga Europa kala Chelsea keluar sebagai juara musim lalu berhasil disabet Lampard.
Lampard berperan besar membawa Chelsea meraih gelar Liga Champions pertama di musim 2011/12. Di leg pertama semi-final kontra Barcelona, Lampard mencuri bola dari Lionel Messi kemudian memberikan umpan kepada Ramires yang menyuplai bola untuk Didier Drogba, Chelsea menang 1-0. Pada leg berikutnya di Camp Nou, dalam kondisi ketinggalan 2-0 dan tampil dengan 10 pemain sebelum jeda, Lampard memberi assist kepada Ramires yang mengubah kedudukan menjadi 2-2 lalu Fernando Torres mencetak gol tambahan di masa injury time untuk membawa The Blues ke final menghadapi Bayern Munich di Allianz Arena. Lampard pun mengakhiri musim sebagai topskor klub dengan 16 gol di semua kompetisi dan sepuluh assist.
Pada 12 Januari 2013, Lampard mencetak gol penalti dalam kemenangan 4-0 versus Stoke City di Britannia Stadium. Gol ini membuat pemain kelahiran 20 Juni 1978 sebagai toskor kedua sepanjang sejarah dengan total 194 gol, sekaligus menggeser Kerry Dixon di tempat kedua. Pada 17 Maret 2013 kontra West Ham United, Lampard mencetak gol ke-200 setelah menyambar umpan silang Eden Hazard.
Pemain bernomor punggung delapan ini kemudian menyamai rekoe Bobby Tambling (202) gol lewat sebuah tendangan jarak jauh pada menit 61 yang bersarang di pojok gawang ketika menghadapi Aston Villa pada 11 Mei. Masih di pertandingan yang sama, Lampard mencetak gol kedua dan memecahkan rekor sebagai topskor klub sepanjang sejarah dan laga berakhir 2-1 untuk kemenangan The Blues.
Pada 18 Mei 2013, Lampard menyepakati ekstensi kontrak satu tahun dan mengatakan: "Saya selalu mempertahankan mimpi itu, yakni bertahan di Chelsea"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar