Ingin kerja otak lebih maksimal? Jangan lewatkan untuk selalu mencukupi kebutuhan cairan Anda. Dengan minum air putih beberapa gelas, mampu meningkatkan kerja mental. Demikian menurut sebuah studi kecil yang dilakukan University of East London School of Psychology di Inggris.
Temuan ini dikhususkan pada orang-orang yang sedang haus. Rasa haus diketahui memberikan pengaruh pada konsentrasi dan mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Akibatnya, waktu respons yang seharusnya cepat, akan sejenak mengalami keterlambatan. Kejadian “telat mikir atau telmi” bisa disebabkan dari kekurangan air dalam tubuh.
Studi melibatkan peserta yang sebagian minum sekitar tiga gelas air yang setara dengan 775 mililiter sebelum melakukan tes. Setelah minum, mereka mengerjakan tes kogntif. Hasilnya, peserta yang sebelumnya minum air memiliki nilai yang lebih baik dibanding mereka yang tidak minum.
Namun, peneliti mengatakan,tidak selamanya minum air mampu meningkatkan kemampuan otak. Dalam tes terpisah, ada peserta yang memiliki hasil tes yang baik saat dia tidak minum air terlebih dahulu. Artinya, minum air ini mungkin bekerja untuk beberapa kasus tertentu dan bisa jadi memberi efek negatif pada sebagian lainnya. Oleh karena itu, diperlukan studi lanjutan untuk menjelaskan hal ini.
“Mungkin saja proses fisiologis (minum atau tidak minum air) mempengaruhi kinerja pada tugas yang berbeda dengan cara yang berbeda,” kata Edmonds Caroline, peneliti.
“Minum dapat mengakibatkan kinerja yang lebih baik pada beberapa tugas karena hormon vasopressin, yang mengaktifkan respon haus, juga telah dikaitkan dengan konsentrasi dan gairah,” lanjutnya, seperti dikutip Huffington Post.
Namun tidak dianjurkan meminum air secara berlebihan. Air juga bisa menjadi racun bagi tubuh saat jumlahnya melebihi kebutuhan, dengan melarutkan natrium dalam darah.
Ingin kerja otak lebih maksimal? Jangan lewatkan untuk selalu mencukupi kebutuhan cairan Anda. Dengan minum air putih beberapa gelas, mampu meningkatkan kerja mental. Demikian menurut sebuah studi kecil yang dilakukan University of East London School of Psychology di Inggris.
Temuan ini dikhususkan pada orang-orang yang sedang haus. Rasa haus diketahui memberikan pengaruh pada konsentrasi dan mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Akibatnya, waktu respons yang seharusnya cepat, akan sejenak mengalami keterlambatan. Kejadian “telat mikir atau telmi” bisa disebabkan dari kekurangan air dalam tubuh.
Studi melibatkan peserta yang sebagian minum sekitar tiga gelas air yang setara dengan 775 mililiter sebelum melakukan tes. Setelah minum, mereka mengerjakan tes kogntif. Hasilnya, peserta yang sebelumnya minum air memiliki nilai yang lebih baik dibanding mereka yang tidak minum.
Namun, peneliti mengatakan,tidak selamanya minum air mampu meningkatkan kemampuan otak. Dalam tes terpisah, ada peserta yang memiliki hasil tes yang baik saat dia tidak minum air terlebih dahulu. Artinya, minum air ini mungkin bekerja untuk beberapa kasus tertentu dan bisa jadi memberi efek negatif pada sebagian lainnya. Oleh karena itu, diperlukan studi lanjutan untuk menjelaskan hal ini.
“Mungkin saja proses fisiologis (minum atau tidak minum air) mempengaruhi kinerja pada tugas yang berbeda dengan cara yang berbeda,” kata Edmonds Caroline, peneliti.
“Minum dapat mengakibatkan kinerja yang lebih baik pada beberapa tugas karena hormon vasopressin, yang mengaktifkan respon haus, juga telah dikaitkan dengan konsentrasi dan gairah,” lanjutnya, seperti dikutip Huffington Post.
Namun tidak dianjurkan meminum air secara berlebihan. Air juga bisa menjadi racun bagi tubuh saat jumlahnya melebihi kebutuhan, dengan melarutkan natrium dalam darah.
Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:”";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar