Italia yang pada turnamen sebelumnya menang atas Cekoslowakia lewat skor 2-1 di final, menurunkan tim yang sama sekali berbeda di 1938. Dari 11 pemain yang tampil mengalahkan Cekoslowakia dahulu, hanya Giuseppe Meazza yang kembali tampil di final melawan Hungaria. Namun Vittoria Pozzo tetap dipertahankan sebagai nakhoda Tim Biru Langit.
Final Piala Dunia 1938 Italia 4-2 Hungaria |
19 Juni 1938 , Paris Wasit: Georges Capdeville (Prancis) |
Gol: 1-0 Gino Colaussi 6' 1-1 Pal Titkos 8' 2-1 Silvio Piola 16' 3-1 Gino Colaussi 16' 3-2 Gyorgy Sarosi 70' 4-2 Silvio Piola 82' |
Italia: Aldo Olivieri; Alfredo Foni, Pietro Rava; Michele Andreolo, Giovanni Ferrari, Ugo Locatelli, Pietro Serantoni; Amedeo Biavati, Gino Colaussi, Giuseppe Meazza, Silvio Piola Pelatih: Vittorio Pozzo Hungaria: Antal Szabó; Sándor Bíró; Gyula Lázár, Gyula Polgár, Antal Szalay, György Szűcs; Dr. György Sárosi, Ferenc Sas, Pál Titkos, Jenö Vincze, Gyula Zsengellér Pelatih: Alfréd Schaffer |
Dalam perjalanan menuju final, Italia melaju dengan begitu mulus, meski selalu kebobolan satu gol. Di mulai dengan Norwegia (2-1), tuan rumah Prancis (3-1), dan Brasil (2-1).
Partai melawan tim yang disebut terakhir begitu impresif. Hal itu terjadi karena pertahanan grendel Italia sukses mematikan sang top skor, Leonidas Da Silva, yang sebelumnya selalu mencetak gol sepanjang turnamen
Momen antiklimaks juga terjadi bagi Hungaria kala menghadapi Italia di partai final. Sang pencetak gol terbanyak tim, Gyula Zsengellér, jadi pesakitan di partai itu karena gagal menggetarkan jala lawan.
Padahal sang ujung tombak sukses menceploskan bola ke jala lawan sebanyak enam kali sebelum partai final.
Jadilah Italia tampil membabi buta di partai puncak. Sang kapten, Meazza, tampil melempem, tapi ada Silvio Piola di situ. Legenda Lazio ini sukses mencetak sepasang gol untuk membawa La Nazionale menang telak lewat skor 4-2.
Gol-gol Pat Titkos dan Gyorgy Sarosi yang sempat membuat jantung publik Negeri Pizza berdetak kencang, tetap tak mampu memenangkan The Magical Magyars.
Pasca duel seru tersebut kiper Hungaria, Antal Szabo, membuat pernyataan mencengangkan dengan mengaku membiarkan empat gol Italia bersarang di gawangnya.
"Saya mungkin telah membiarkan empat gol bersarang di gawang saya, tapi setidaknya saya telah menyelamatkan nyawa mereka (penggawa Italia)," ungkap Szabo.
Rumor kemudian berhembus bahwa Mussolini telah mengirimkan sebuah telegram pada seluruh penggawa Italia yang bertuliskan, "Vincere o morire!", atau secara harafiah, "Menang atau mati!". Pada kenyataannya frase itu dipaksakan artinya menjadi, "Lakukan yang terbaik!".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar