1. Pada Tubuh yang Sehat
Echinacea juga berperan menyeimbangkan level sitokin di dalam tubuh. Sitokin dapat berupa sitokin yang pro-inflamasi seperti IL-6 ataupun anti-inflamasi seperti IL-10, sehingga saat orang sehat mengalami inflamasi akut, Echinacea akan menginduksi pembentukan sitokin pro-inflamasi IL-6 untuk menandakan terjadinya infeksi, menginduksi kerja sistem imun untuk melakukan fagositosis, dan sekaligus juga menginduksi pembentukan sitokin anti-inflamasi IL-10 agar penandaan inflamasi tidak berlebihan dan juga menghentikan pembentukan IL-6.
Pengurangan jumlah IL-6 tsb diperlukan guna menekan risiko terjadinya komplikasi pada infeksi tsb.
Apabila jumlah sitokin pro-inflamasi tidak dibatasi maka komplikasi yang terjadi dapat berupa badai sitokin yang dapat berakibat fatal.
Berdasarkan atas penjelasan tersebut, maka Echinacea aman digunakan dan tidak dikontraindikasikan untuk kasus infeksi salah satunya COVID-19.
Untuk pemakaian jangka panjang Echinacea menurut data studi terbaru, dinyatakan aman di konsumsi secara terus menerus selama 4 bulan.
“Kandungan Echinacea purpurea extract telah terbukti secara klinis dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem daya tahan tubuh,” ujar DR. Aswin.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si., juga menegaskan bahwa pesan gambar yang menyatakan Echinacea dan propolis sebagai kontra-indikasi terhadap COVID-19 adalah keliru atau hoax.
Dr Inggrid menyatakan suplemen kesehatan, termasuk suplemen herbal Echinacea dan propolis yang mempunyai izin edar Badan POM telah melalui pengujian keamanan sehingga masyarakat umum dinyatakan aman untuk mengkonsumsinya.
dr Inggrid menjelaskan Echinacea secara pengalaman empiris telah digunakan selama ratusan tahun oleh masyarakat dunia, terutama masyarakat Barat.
Adapun tujuannya untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kekebalan tubuh, meredakan nyeri dan mengurangi gejala common cold (selesma) dan flu (empirical experiential evidence).
Berbagai penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap Echinacea menunjukkan bahwa Echinacea bersifat anti-inflamasi (antiperadangan), antioksidan, dan imunomodulator.
Mengenai COVID-19, dr Inggrid mengatakan pada pneumonia akibat COVID-19 terjadi peningkatan mediator pro-inflamasi termasuk IL-6 yang mana hiperinflamasi ini terkait dengan fatalitas.
Pada pesan gambar tersebut, disebutkan bahwa Echinacea meningkatkan IL-6. Padahal, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa Echinacea menghambat atau menurunkan mediator-mediator pro-inflamasi, termasuk IL-6.
“Karena belum ada studi tentang hubungan antara COVID-19 dengan konsumsi Echinacea dan propolis, maka penarikan kesimpulan tentang kontra-indikasi COVID-19 yang terlalu dini. Oversimplifikasi dan jump to conclusion perlu dihindari.
Sebaiknya penyebaran pesan gambar yang tak jelas apa dan siapa sumbernya itu dihentikan, mengingat besarnya dampak kesehatan masyarakat yang ditimbulkan,” ujar dr Inggrid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar