Eric Yuan pendiri Zoom |
Sabtu, 04 April 2020
Kenalan dengan Pencipta Zoom yang Duitnya Bertambah Rp 66 Triliun
Pandemi virus corona
membuat banyak pegawai kerja dari rumah dan salah satu aplikasi yang
mereka andalkan untuk meeting online adalah Zoom.
Popularitas Zoom
memang sangat melesat, begitu juga dengan harta pendiri dan CEO Zoom, Eric Yuan.
Dalam
3 bulan terakhir menurut Financial Times, kekayaan Eric bertambah USD 4
miliar atau di kisaran Rp 66 triliun.
Adapun harta totalnya diestimasi
sudah USD 7,5 miliar, berdasarkan kepemilikan saham di Zoom.
Eric
yang berusia 49 tahun ini lahir di provinsi Shandong, China. Orang
tuanya kerja di pertambangan.
Ia menyelesaikan kuliah di bidang
matematika dan teknik, lalu sempat bekerja 4 tahun di Jepang.
Waktu berlalu, Eric memutuskan pindah ke Silicon Valley untuk
bekerja di startup internet. Visa Amerika Eric sempat ditolak 8 kali
sebelum akhirnya lolos pada tahun 1997, saat itu usianya 27 tahun.
Bahasa Inggrisnya pun belum lancar.
"Pada beberapa tahun pertama, saya cuma menulis kode dan sangat
sibuk," tuturnya pada CNBC. Di waktu senggang, dia main sepakbola
sebagai hobi.
Karirnya ternyata, berkat kerja keras dan
kepandaian, makin moncer dan pernah menjadi Vice President di Cisco
Systems. Ia juga pernah bekerja di perusahaan konferensi video WebEx.
Saat
di China, Eric sudah punya pacar yang akhirnya jadi istrinya. Waktu
itu, mereka harus menjalani hubungan jarak jauh.
"Aku hanya bisa
menemuinya dua kali setahun dan butuh waktu lebih dari 10 jam untuk ke
sana dengan kereta," begitu kisahnya.
"Saat itu aku masih muda dan
berpikir fantastis jika di masa depan ada perangkat di mana cukup
menyentuh tombol dan bisa melihat serta bicara padanya," sambung Eric.
Eric mengusulkan teknologi konferensi video yang ramah smartphone
pada Cisco di 2011, tapi ia ditolak bosnya.
Maka ia memutuskan keluar
dan mendirikan Zoom karena yakin dengan idenya. Di masa awal itu, dia
sulit mendapatkan dana dan harus meminjam pada teman dan keluarga.
Istrinya
juga mempertanyakan kenapa dia keluar dari pekerjaan mapan di Cisco.
"Saya beritahu dia bahwa ini akan jadi perjalanan panjang dan sangat
sulit.
Tapi jika saya tak mencoba, saya bakal menyesal," cetusnya.
Keyakinannya membuahkan hasil, popularitas Zoom makin
meningkat. Pada 2014, jumlah penggunanya 10 juta kemudian naik jadi 40
juta pada 2015.
Pendanaan mengalir, antara lain sejumlah USD 30 juta
pada 2015 dari beberapa investor termasuk Horizons Ventures dan Qualcomm
Ventures.
Tahun 2017, Zoom menyandang status startup unicorn.
Akhirnya pada Maret 2019, mereka berjualan saham perdana atau IPO dengan
valuasi sekitar USD 16 miliar.
Tahun 2020 ini dipastikan ketenaran Zoom makin bertambah. Dari
pegawai sampai pejabat banyak mengandalkannya untuk membahas berbagai
hal secara online.
Bahkan valuasinya kini sudah USD 35 miliar.
Mereka
mendapat uang dari klien korporat, dengan jumlah sekitar 30 ribu.
Raksasa seperti Samsung, Uber sampai Walmart kabarnya menggunakan Zoom.
Belakangan
seiring naiknya popularitas, Zoom mulai disorot karena tudingan
mengirim data tanpa izin ke Facebook ataupun rentan disusupi hacker.
Namun demikian sejauh ini, Zoom masih jadi favorit.
Eric sendiri
mengaku tetap bekerja keras dan rendah hati. Ia termasuk CEO paling
disukai karyawan. Hasil review Glasdoor, 99% karyawan senang dengan
kepemimpinannya di Zoom.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar