# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Rabu, 22 April 2020

Legenda Cruyf Turn, yang Lahir ke Dunia dan Abadi Hingga Sekarang

Piala Dunia 1974 di Jerman Barat menyajikan salah satu momen paling ikonik dalam sejarah sepak bola. 

Waktu itu, Johan Cruyff melahirkan sebuah teknik hebat yang kemudian menjadi signature move-nya.

Teknik itu dikenal dengan sebutan Cruyff Turn, yang abadi hingga sekarang karena ditiru oleh banyak pemain di seluruh dunia.

Seberapa hebat teknik ini ketika dieksekusi oleh sang legenda Belanda? Itu bisa diresapi lewat kesaksian korban pertamanya.

"Saya pikir saya akan bisa merebut bola darinya. Saya tetap tak bisa mengerti. Sekarang, setiap kali melihat video itu, saya pun masih merasa kalau saya akan bisa merebut bola," itulah secuil kesaksiannya. 
 

Westfalenstadion Jadi Saksi

 

Westfalenstadion, Dortmund, 19 Juni 1974. 

Di tempat ini, hari itu, Cruyff Turn dilahirkan. 

Waktu itu, digelar pertandingan fase grup antara Belanda melawan Swedia.

Menit 23, Cruyff (27 tahun) menguasai bola di sektor kiri serangan Belanda.

Jan Olsson (32 tahun) menempelnya dengan ketat, mencoba mencegah bintang Barcelona itu masuk ke dalam kotak penalti atau mengirim operan berbahaya ke jantung pertahanan.

Posisi Cruyff saat itu kurang menguntungkan. Menghadap ke wilayahnya sendiri, Cruyff melindungi bola dari Olsson.

Namun hanya dalam hitungan detik, dengan sebuah feint dan putaran 180 derajat, Cruyff mengecoh dan membuat penjaganya itu mati langkah.
Cruyff lalu leluasa menusuk ke kotak penalti dan melepas crossing, yang sayangnya gagal dimaksimalkan jadi gol oleh Belanda.

Laga tersebut berkesudahan imbang 0-0, tapi apa yang dilakukan Cruyff pada Olsson menjadi salah satu momen paling ikonik sepanjang sejarah sepakbola.


Kesaksian Olsson

 

Pagi hari 24 Maret 2016, di sebuah klinik di Barcelona, Cruyff meninggal dunia di usia 68.

Mantan bintang Ajax itu meninggal akibat kanker paru-paru. 

Tribute pun berdatangan dari seluruh penjuru dunia.

Salah satunya adalah dari Olsson. Di hari kematian Cruyff itu, Olsson diminta wawancara oleh The Guardian.

Dia pun mengenang momen puluhan tahun silam, bagaimana rasanya menjadi korban pertama Cruyff Turn ketika mereka berhadapan di Westfalenstadion.

"Setelah pertandingan itu, saya dan rekan-rekan setim saling bertukar pandangan.

Mereka lalu tertawa, dan saya juga tertawa," kenang Olsson.

"Saya tertawa waktu itu, dan saya juga tertawa sekarang. Itu sungguh menggelikan.

Dia pemain kelas dunia. Saya melakukan yang terbaik, tapi saya bukan pemain kelas dunia. Para pemain di tim kami, mereka semua tertawa.

Kami tertawa di ruang ganti, karena semua baru saja menyaksikan pemain yang benar-benar hebat.

Apa lagi yang bisa kami lakukan?"

"Saya tak mengerti bagaimana dia melakukannya," lanjut Olsson. "Itu adalah rangkaian gerakan yang fantastis."

"Saya pikir saya akan bisa merebut bola darinya. Saya tetap bisa mengerti. Sekarang, setiap kali melihat video itu, saya pun masih merasa kalau saya akan bisa merebut bola."

"Ketika dia terlihat akan menendang, saya yakin saya bisa mengambilnya, tapi dia mengejutkan saya. Saya suka segalanya dari momen ini."


Tolong, Jangan Lakukan Itu Lagi

 

Di Piala Dunia waktu itu, Belanda lolos sampai final. Di partai puncak, Cruyff dan kawan-kawan berhadapan dengan Jerman Barat.

Belanda dengan Total Football dan Cruyff sebagai konduktornya melawan tuan rumah yang dikomandani Franz Beckenbauer.

Belanda kalah 1-2. Belanda 1974 pun menjadi salah satu tim terhebat yang gagal menjuarai Piala Dunia.

Pertemuan di Piala Dunia itu sendiri adalah yang pertama dari empat pertemuan Olsson dengan Cruyff.

Mereka bertemu lagi ketika Belanda menghajar Swedia 5-1 di Stockholm pada 1974 dan Cruyff mencetak gol pembuka.

Dua pertemuan lainnya adalah di level klub, ketika Olsson memperkuat Atvidabergs melawan Barcelona di ajang European Cup.

"Setelah yang pertama itu, setiap kali dia menguasai bola, saya selalu membatin: 'tolong, jangan lakukan itu lagi'," kenangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense