Kamis, 23 April 2020
Solusi Zoom Jika Pengguna Ingin Hindari Data Center di China
Demi keamanan data pengguna, Zoom
memungkinkan pengguna memilih lokasi data center untuk panggilan video
conference yang mereka lakukan.
Tapi solusi tersebut diberlakukan hanya
untuk user berbayar.
Kebijakan baru ini akan mulai berlaku 18
April 2020. Adapun perubahan kebijakan, dilakukan setelah adanya laporan
dari Citizen Lab University of Toronto yang mengungkap sejumlah
panggilan video call Zoom yang dilakukan di Amerika Utara malah
dialihkan melalui China.
Terlepas dari klaim Zoom sebelumnya bahwa percakapan di platform
mereka aman, disebutkan Citizen Lab, percakapan Zoom sama sekali tidak
terenkripsi.
Artinya, Zoom mengontrol kunci enkripsi dan karenanya,
dapat mengakses konten panggilan pelanggannya.
Merespons hal tersebut, seperti dikutip dari The Verge, Zoom membolehkan pengguna berbayar memilih region untuk data center mereka, meskipun tidak dapat keluar dari wilayah default.
Zoom
saat ini mengelompokkan data centernya dalam 9 wilayah yang bisa
dipilih, yaitu Australia, Kanada, China, Eropa, India, Jepang, Hong
Kong, Amerika Latin, dan Amerika.
Sementara untuk pengguna Zoom gratisan, berlaku data center default.
Artinya, mereka tidak bisa mengubah region data center, meskipun Zoom
punya kebijakan pengguna di luar China tidak dirutekan melalui Negeri
Tirai Bambu tersebut.
Namun kadang ada laporan pengguna tetap diarahkan
ke data center di China.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar