Xiaomi Mi 11 resmi diperkenalkan di China pada akhir tahun 2020.
Mi 11 jadi ponsel flagship pertama yang menggunakan chipset Snapdragon 888 dan membawa fitur-fitur seperti layar dengan refresh rate 120Hz, kamera 108 MP, dan pengisian cepat 55W.
Mi 11 varian dasar dengan konfigurasi 8GB/128GB dijual di China dengan harga 3.999 Yuan atau sekitar Rp 8,7 juta.
Tapi siapa sangka biaya produksi ponsel ini sama dengan iPhone 12 yang jauh lebih mahal.
Hal ini diungkap oleh analis dan mitra Xiaomi Pan Jiutang. Dalam postingannya di Weibo, Pan mengatakan biaya produksi Mi 11 tidak berbeda dengan iPhone 12, seperti dikutip dari Phone Arena.
"Saya sangat setuju dengan sudut pandang ini, generasi Mi 11 ini sangat tepat dan biayanya tidak berbeda dengan iPhone 12," tulis Pan dalam postingannya yang diterjemahkan menggunakan mesin.
Sebagai perbandingan, iPhone 12 varian 128GB dijual dengan harga 6.799 Yuan di China atau kisaran Rp 14,7 juta.
Harga ini 2.800 Yuan lebih mahal dibandingkan Mi 11.
Sebelumnya Fomalhaut Techno Solution mengungkap bill of materials (BoM) atau harga komponen iPhone 12 sebesar USD 373 (Rp 5,2 juta).
Saat ini BoM Mi 11 belum terungkap, tapi Xiaomi sejak tahun 2018 telah berjanji akan menjaga margin keuntungan tidak lebih dari 5%.
Perlu dicatat bahwa BoM hanya mengacu pada harga per komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk.
Biaya ini tidak mencakup pengeluaran lainnya seperti biaya produksi, riset dan pengembangan, pemasaran, dan lain-lain.
Ini bukan satu-satunya kesamaan antara Mi 11 dan iPhone 12 karena Mi 11 juga dijual tanpa charger.
Tapi Xiaomi tetap menyediakan paket penjualan yang dilengkapi dengan charger 55W dengan harga yang sama.
Harga yang kompetitif memang menjadi senjata Xiaomi untuk meraih sukses di dua pasar ponsel terbesar di dunia, China dan India.
Bahkan pada kuartal ketiga tahun 2020, Xiaomi menggusur Apple sebagai vendor ponsel terbesar nomor tiga di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar