# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Minggu, 07 Februari 2021

Kisah Orangtua Manusia Terkaya Dunia Hidupnya Melarat

Jeff Bezos, manusia terkaya dunia saat ini yang kejar-kejaran dengan Elon Musk, berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. 

 

Bahkan bisa dibilang melarat dan penuh perjuangan. Sang ibu mengandung Bezos saat masih sekolah SMA.

 

"Aku bisa pastikan bahwa jadi seorang remaja hamil di SMA tidaklah keren di daerah Albuquerque, New Meksiko, waktu itu. Jadi memang sangat sulit baginya," kata Bezos.

 

Kala melahirkan Bezos, Jacklyn Bezos baru 17 tahun. Pihak sekolah yang konservatif awalnya mengatakan ia tak boleh menyelesaikan sekolah. 

 

"Itu tak masuk akal, jadi aku terus berjuang. Dan akhirnya sekolah mengalah, mereka mengizinkanku balik ke sekolah dengan syarat," kata Jacklyn.


Syarat itu demikian berat seperti tak boleh bicara dengan murid lain, tak boleh makan siang di kantin dan tak boleh maju ke depan saat lulus. 

 

Namun Jacklyn mampu memenuhi kondisi itu dan lulus.

 

Saat Bezos baru 17 bulan, ia cerai dengan suaminya, Ted Jorgensen, lalu bekerja sebagai sekretaris dengan bayaran minim. 

 

Ia menyewa apartemen, tapi tak bisa bayar kebutuhan lain seperti telepon. "Itulah bagaimana kami bisa tinggal di apartemen, karena aku tak perlu bayar telepon," katanya.

 

Ingin terus belajar, Jacklyn kuliah malam, kadang membawa Jeff Bezos ikut serta. 

 

"Aku bawa dua tas, satu untuk buku teks dan lainnya penuh popok dan botol serta benda-benda yang mungkin bisa membuat Bezos tertarik," ujar Jacklyn yang dikutip dari CNBC.

 

Saat kuliah itulah, Jacklyn bertemu dengan Mike Bezos, imigran asal Kuba yang kemudian jadi suaminya. Jeff selalu menganggap Mike adalah ayah kandungnya sendiri.

 

Keluarga muda itu pindah dan Jacklyn tertunda kuliahnya bertahun-tahun. 

 

Saat Jeff Bezos kuliah, Jacklyn jadi bertekad kembali ke kampus dan berhasil tamat, lebih dari dua dekade dari saat dia lulus SMA, saat berumur 40 tahun. 

 

Kini, perjuangan keras itu tinggal kenangan. Jacklyn tinggal hidup nyaman, menyaksikan anaknya mengendalikan Amazon dan jadi orang terkaya di dunia.

 

Ayah Tiri yang Menginspirasi

 

Seperti disebutkan, orang tua Bezos cerai ketika usianya masih 1 tahun. 

 

Walau demikian, siapa sangka hal tersebut justru menjadi jalan baginya untuk bertemu dengan sosok yang disebutnya menginspirasi. 

 

Ia adalah Miguel 'Mike' Bezos, ayah tiri yang ia anggap bapak kandung.

 

Pendiri Amazon bercerita ayahnya merupakan imigran Kuba yang pergi ke Amerika Serikat sendirian saat masih berusia 16 tahun. 

 

Tak cuma itu, ia juga hanya dapat berbicara dengan Bahasa Spanyol. "Ketabahan, determinasi, dan optimismenya menginspirasi," ucap Bezos.

 

Lantas, apa yang membuat Mike harus merantau ke Negeri Paman Sam? Jeff mengatakan bahwa ayahnya dikirim oleh orang tuanya ke Amerika Serikat karena mereka merasa perlu melakukannya untuk menyelamatkan dirinya saat Kuba dipimpin oleh Fidel Castro kala itu.


Selain sendiri dan memiliki kosakata yang sangat minim dalam Bahasa Inggris, Mike juga datang dengan modal pakaian yang sedikit. 

 

Ia hanya membawa tiga pasang celana, tiga kaus, tiga pasang celana dalam, dan sepasang sepatu.

 

Ada juga mantel yang dibawanya. Jeff bercerita, ibu ayahnya membayangkan bahwa Amerika sangat dingin, maka dari itu ia membuatkan sebuah mantel untuk anaknya. 

 

Bahannya juga sangat sederhana, yakni terbuat dari kumpulan kain lap yang dijahit satu per satu.

 

Sesampainya di negara pimpinan Donald Trump itu, Mike tinggal di kamp Matecumbe yang ditujukan untuk para pengungsi. 

 

Lokasinya berada di Florida. Ia menetap di sana selama tiga pekan.

 

Kemudian, ia dikirim ke Wilmington, Delaware, untuk masuk SMA. Setelahnya, ia mendapat beasiswa kuliah di Albuquerque, New Mexico. 

 

Di sanalah ia bertemu ibu Jeff dan menikah ketika usia CEO Amazon masih berusia 5 tahun.

 

Butuh waktu sekitar lima tahun bagi Jeff kecil untuk mengetahui bahwa Mike bukan ayah kandungnya. 

 

"Aku merasa bahwa ayahku memang dia. Aku tidak malu dengan kenyataan tersebut," kata Jeff.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense