# #

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Rabu, 01 Agustus 2012

Zaid bin Haritsah, Sang Pencinta Rasulullah

Rasulullah SAW berdiri melepas bala tentara Islam yang akan berangkat menuju medan Muktah, melawan orang-orang Romawi. Beliau mengumumkan tiga nama yang akan memegang pimpinan dalam pasukan secara berurutan.
Dalam titahnya beliau bersabda, “Kalian semua berada di bawah pimpinan Zaid bin Haritsah. Seandainya ia tewas, pimpinan akan diambil alih oleh Ja’far bin Abi Thalib. Seandainya Ja’far tewas pula, maka komando hendaklah dipegang oleh Abdullah bin Rawahah.”
Siapakah Zaid bin Haritsah itu? Bagaimanakah orangnya? Siapakah pribadi yang bergelar Pencinta Rasulullah Itu?
Tampang dan perawakannya biasa saja. Pendek dengan kulit cokelat kemerah-merahan, dan hidung yang agak pesek. Demikian yang dilukiskan oleh para ahli sejarah. Namun, riwayat hidupnya luar biasa hebat.
Sudah lama sekali Su’da, istri Haritsah berniat hendak berziarah ke kaum keluarganya di kampung Bani Ma’an. Ia sudah gelisah dan seakan-akan tak sabar lagi menunggu waktu keberangkatannya.
Pada suatu pagi yang cerah, suaminya mempersiapkan kendaraan dan perbekalan untuk keperluan itu. Kelihatan Su’da sedang menggendong anaknya yang masih kecil, Zaid bin Haritsah.
Saat Haritsah akan menitipkan istri dan anaknya kepada rombongan kafilah yang akan berangkat bersama dengan istrinya, dan ia harus menunaikan tugasnya, menyelinaplah rasa sedih di hatinya, disertai perasaan aneh yang menyuruhnya agar turut serta mendampingi anak dan istrinya.
Akhirnya perasaan gundah itu hilang jua. Kafilah pun mulai bergerak memulai perjalanannya meninggalkan kampung itu, dan tibalah waktunya bagi Haritsah untuk mengucapkan selamat jalan bagi putra dan istrinya.
Demikianlah, Haritsah melepas istri dan anaknya dengan air mata berlinang. Lama ia diam terpaku di tempat berdirinya sampai keduanya lenyap dari pandangan. Haritsah merasakan hatinya tergoncang, seolah-olah tidak berada di tempatnya yang biasa. Ia hanyut dibawa perasaan seolah-olah ikut berangkat bersama rombongan kafilah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

    Twitter Bird on The Tree by Tutorial Blogspot

    iklan from adsense