Rabu, 15 April 2020
Ilmuwan Kembangkan Tes Air Liur Sebagai Cara Deteksi COVID-19
Tes air liur yang secara instan mendeteksi virus corona dengan laser sedang dikembangkan oleh para ilmuwan. Metode ini diupayakan segera tersedia dalam kurun waktu setahun.
Dikutip dari media Inggris Metro,
para peneliti CONVAT yang tergabung dalam ICN2 - Institut Catalan
Nanoscience dan Nanoteknologi, Spanyol, saat ini sedang mengembangkan
sensor laser yang dapat mengambil sampel penyakit pada titik infeksi
paling awal dari saliva atau air liur.
Mereka menjelaskan, dengan cara ini biosensor optik non-invasif akan mengambil sampel COVID-19
pada manusia segera setelah hadir di dalam tubuh.
Sejauh ini sudah ada
enam demonstrator biosensor yang mereka uji di laboratorium yang juga
berfungsi untuk aplikasi lain.
Tim peneliti menyebutkan, teknologi tersebut masih membutuhkan
adaptasi dan pengujian lebih lanjut, namun dijanjikan bisa tersedia
paling lambat dalam satu tahun.
Metode ini awalnya dikembangkan
untuk meneliti infeksi bakteri atau biomarker kanker.
Detektor yang
digunakan memanfaatkan fotonik atau teknologi yang memanipulasi cahaya,
untuk mengidentifikasi infeksi pada pasien dengan sejumlah kecil virus.
Para
peneliti mengatakan, diagnosis real-time dengan kekhususan tinggi dari
sampel konsentrasi rendah, membuat sensor ini jauh lebih dapat
diandalkan dari rapid-test yang mendeteksi apakah seseorang telah
memiliki virus corona sebelumnya dan telah pulih.
Koordinator
proyek penelitian ini, profesor Laura Lechuga menyebutkan, dengan
ribuan kematian yang terjadi di seluruh dunia kita sangat membutuhkan
kit pengujian cepat yang baru dan akurat, serta sangat sensitif, tidak
invasif, dan murah untuk diproduksi.
"Kami saat ini
mengintegrasikan semua instrumen ke dalam kotak portabel 25x15x25 cm
dengan kontrol tablet.
Sejauh ini detektor kami mudah digunakan, dengan
'hanya' memerlukan keahlian teknis, dan dapat digunakan secara luas
untuk dokter atau perawat untuk menguji pasien.
Nanosensor kami mampu
mendeteksi untaian RNA yang akan sepenuhnya mengidentifikasi virus
corona baru," jelasnya.
Sementara itu, Chairman of the Photonics21
Healthcare Workgroup Dr Jurgen Popp mengatakan bahwa tim CONVAT bekerja
sepanjang waktu untuk mengembangkan tes cepat, non-invasif untuk virus
Corona.
"Kemampuan untuk menemukan virus mengerikan ini dengan cepat akan berkontribusi pada upaya dunia dalam memerangi COVID-19 dan menyoroti keberhasilan lain untuk fotonik dan teknologi ringan," sebutnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar