Nama Bill Gates dan corona
seperti tidak bisa dilepaskan belakangan ini.
Ya mantan pendiri
Microsoft itu begitu jitu meramal kedatangan wabah yang telah
menginfeksi ratusan ribu orang di dunia.
Gates telah mewanti-wanti
akan datangnya pandemi virus yang mampu membuat dunia lumpuh lebih
parah dari serangan misil. Dia mengatakan itu di acara TED Talk yang
digelar 2015.
"Jika ada sesuatu yang dapat membunuh lebih dari 10 juta orang dalam
satu dekade mendatang, kemungkinan besar itu adalah virus yang sangat
menular. Bukan rudal, melainkan mikroba," ujarnya.
Dan ketika saat itu tiba, Gates menyakini kita semua tidak akan siap.
Pasalnya sistem kesehatan global belum punya kesiapan untuk menghadapi
epidemik tersebut.
Tidak sekali dua kali suami dari Melinda Gates
itu mengingatkan soal ancaman tersebut. Pernah di diskusi yang gelar
oleh Massachusetts Medical Society dan New England Journal of Medicine
pada April 2018, Gates memperingatkan akan yang terjadi dari sebuah
wabah virus seperti flu Spanyol kembali terjadi di era modern.
Virus
tersebut diyakininya berasal dari hewan namun bermutasi sehingga mampu
menyerang manusia. "Dalam kasus ancaman biologis, rasa urgensi itu
kurang.
Dunia perlu bersiap menghadapi pandemi sama seriusnya seperti
cara menghadapi perang," ujarnya kala itu.
Dan benar saja apa yang
telah diwanti-wanti Gates sejak lima tahun lalu benar-benar terjadi.
Virus corona telah menjadi pandemi yang melumpuhkan banyak negara,
termasuk Indonesia.
Data dari lembaga WHO, hingga saat ini ditemukan lebih dari 593 ribu
kasus dari seluruh dunia. Ada lebih dari 27 ribu orang yang meninggal
dan 132 ribu yang sembuh.
Tapi hebatnya Gates, kendati prediksinya
benar dirinya tidak jumawa. Dia bahkan ikut turun bantu menyelesaikan
persoalan dengan coba menjinakan virus corona.
Tantangan Besar di Negara Miskin
Gates berharap jumlah pasien positif corona tidak banyak. Hanya saja kondisi negara miskin membuatnya ketar-ketir.
Menurutnya
jumlah manusia yang kemungkinan terinfeksi corona bervariasi di setiap
negara. Negara maju kemungkinan besar akan sangat sedikit kasus yang
terjadi, misalnya Taiwan, Hong Kong dan Singapura.
Kondisi ini berbeda dengan negara miskin. Tantangannya sangat besar karena sulitnya melakukan social distancing.
"Kebanyakan
negara maju seharusnya bisa mencapai level rendah infeksi. Namun
beberapa negara berkembang tidak akan bisa melakukan itu," kata Gates.
"Orang-orang
hidup dalam jarak dekat dan harus bekerja untuk memperoleh makanan
sehingga akan ada negara-negara di mana virus ini akan menyebar lebih
luas," sambung pria berusia 64 tahun ini.
Dua Solusi
Bapak
tiga orang anak ini berpendapat ada dua cara yang dapat menekan jumlah
kasus pasien corona secara signifikan.
Pertama melakukan tes atau
pengujian secara massal.
Kedua melakukan slow down lewat social
distancing selama 2-3 bulan. Dan ini sudah berhasil di China yang
mempraktikan hal tersebut selama kurun enam minggu. Kurva kasus infeksi
corona di sana melandai.
"Jika sebuah negara melakukan
pekerjaannya dengan baik, lewat pengujian secara massal dan shutdown
dalam kurun 2-3 bulan, maka mereka akan melihat jumlah kasus yang
berkurang banyak dan bisa kembali membuka negaranya," papar Gates.
Jinakan Corona
Saat pertama kali mengutarakan soal akan
adanya pandemi virus yang bikin dunia babak belur, Gates langsung
menyebut kata vaksin. Menurut peria kelahiran Seattle itu vaksin mampu
menghadapi virus yang terus bermutasi.
Karena itu butuh kerja keras untuk menemukan pengobatan dan vaksin untuk menjinakan COVID-19.
Menurutnya, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations telah
mempersiapkan delapan vaksin yang dijadikan kandidat untuk percobaan
klinis.
Jika salah satu atau lebih dari vaksin terbukti aman dan efektif
pada percobaan hewan, mereka akan bersiap pada skala lebih besar
sekitar bulan Juni.
Bill Gates saat berkunjung ke Indonesia, Foto: Instagram
|
Untuk
obat-obatan, sang filantropi menuturkan bisa ditemukan dengan
mengakselerasi komponen yang telah teruji aman dan menggunakan teknik
screening terbaru.
Sebelumnya ia menyatakan, vaksin massal mungkin
tersedia dalam waktu 12 sampai 18 bulan.
"Semua langkah ini akan
membantu mengatasi krisis saat ini. Tetapi kita juga perlu membuat
perubahan sistemik yang lebih besar sehingga kita dapat merespons lebih
efisien dan efektif ketika epidemi berikutnya tiba.
Sangat penting untuk
membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memperkuat
sistem perawatan kesehatan utama mereka," ujarnya.
Terakhir, Gates mengatakan meskipun rintangan yang ada sangatlah banyak
dan berliku, kita semua pasti bisa menyelamatkan dunia dari ancaman
virus corona.
Melalui yayasannya, Gates telah mendonasikan dana hingga
Rp 1,3 triliun untuk pencegahan COVID-19 di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar